DASAR DASAR MEMAHAMI PUISI KOTEMPORER.kd.7D/XII-XII/2014
Kajian Puisi dari Pandangan
ABSOLUTISME
A. Pengantar Teori
Dalam kajian sastra telah disebutkan baik kajian karya sastra bentuk prosa maupun puisi dapat dilakukan dengan cara kaji yang manganut pandangan Absolutisme, relatifisme maupun cara kaji prerspektif. Dalam tiga cara kaji sastra tersebut di atas saya sengaja akan mengkaji sebuah karya puisi dari satu di antara tiga cara kaji yang ada. Pilihan itu saya lakukan hanya semata-mata karena keterbatasan saya dalam memilih cara tersebut, tetapi bukan karena dengan cara kaji ini berarti saya mutlah mendukung teori tersebut. Cara kaji yang saya pilih adalah kajian karya puisi secara pandangan Absulutisme, yang saya tekankan pada pilihan kata ( diksi ) dan bunyi yang ada dalam puisi sesuai dengan penugasan yang harus saya selesaikan. Sebagai penekanan dalam jara kaji Absolutisme yang saya pilih akan saya ambil beberapa puisi tulisan kawula muda yang senafas dengan puisi Taufik Ismail yang berbeda tingkat kemampuan,waktu serta kondisi penulisnya. Hal ini akan membuktikan benarkah masalah pilihan kata serta bunyi yang ada pada puisi di kedua jaman itu benar-benar mendukung ke-Absolut-an dari cara pandang teori tersebut.
B. Kajian Absolutisme, adalah pandangan penilaian terhadap karya sastra baik bentuk puisi maupun prosa yang dilandasi atas nilai-nilai tertentu , di mana sebuah kebenaran yang berlaku hanya dilandasi atas hal – hal yang tidak mendasar melainkan semata – mata karena sebuah kekuasaan tertentu saja. Kebenaran yang ada hanya didasarkan atas kemauan atau kehendak yang memegang kekuasaan pandangan. Misalnya, suatu rejim memberlakukan suatu pandangan atas kehendak yang diminati tanpa memperhatikan tanggapan atau penilaian lain yang mungkin berbeda atau tidak sama maka itu yang dianggap paling benar, sebaliknya jika sesuatu tidak dikehendaki maka hal tersebut ditolak atau tak dapat diberlakukan tanpa diberi alasan yang logis.Misalnya pada rejim orde baru menerapkan pandangan bahwa buah karya sastra yang dicipta golongan kiri( golongan tak dikehendaki / PKI atau semua penganut ajaran marsisme)saat itu, akan dinyatakan sebagai hasil karya yang tidak layak terbit dan dibaca masyarakat. Sehingga karya sastra yang ditulis atau diterbitkan oleh golongan tersebut dinyatakan tidak bernuansa kebenaran,kebaikan atau segala macam ketidak-cocokan.Sebagai contoh konkrit pengarang besar negeri ini yang diakui dunia Pramudya Ananta Tour dengan seluruh karyanya mengalami pembekuan bahkan pembredelan saat orde baru berkuasa. Sehingga masyarakat dilarang keras untuk memiliki, menyimpan bahkan membacanya. Sehingga karya seperti Perburuan,Keluarga Gerilya,Di Tepi Kali Bekasi,Rumah Kaca,Anak Semua Bangsa hingga “tetralogi” BUMI MANUSIA merupakan karya besar dunia dinyatakan terlarang dan tidak boleh beredar di negeri ini, tanpa ada alasan yang jelas serta penilaian yang mendasar.Masih banyak contoh karya sastra yang mengalami nasib sama dari dua karya prosa demikian pula dalam bentuk puisi dengan kata lain disebut-sebut karya atheis.Contohnya buku-buku karya Pramudya dan pengarang lain yang segolongan.Namun sebaliknya semua eksplosif seperti karya Taufik Ismail yang berbentuk puisi (dalam kumpulan puisinya Tirani dan Benteng) disebut-sebut karya yang baik, sukses . Hal ini semata-mata dirasa sesuai dengan jaman saat itu yang memang mendambakan nuansa keagamaan di mana masyarakat sangat ketakutan untuk disebut-sebut oleh rejim orde baru sebagai aliran fasisme. Sehingga sajak Taufik yang berjudul Yang Kuminta Hanyalah atau Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya, bahkan Surat Ricarda Huch yang ditulis pada tahun 1933 disebut karya yang berhasil, lepas dari kelebihan dan kekurangannya sebagabagimana yang dikemukakan oleh H.B.Yassin dalam bukunya yang berjudul Angkatan ’66 Prosa dan Puisi , bahwa karya Taufik tersebut sangat bernilai estetis yang tinggi.
Hal ini memang perlu diakui bahwa puisi Tafik Ismail memiliki nilai yang cukup tinggi baik karya prosa maupun puisi yang bercorak tertentu yang diminati dan bersifat,jika ditinjau dari sisi estetika, maupun unsur penunjang puisi yang lain. Coba perhatikan permainan bunyi pada baris – baris puisi JAM KOTA , berikut ini
……………………………….
Kotaku yang nanar sehabis perang
Wajah muram dan tubuh luka garang
Detak tapal kuda satu-satu
Wahai, pandanglah mukaku !
Permainan rima di akhir baris (ng – ng – a -a dalam puisi lama disebut rumus sajak
a-a-b-b) sangat padu sehingga nuasa estetika yang tampak terasa bahwa pilihan
bunyi untuk menutup larik lariknya benar - benar dipertimbangkan. Lain lagi jika di
perhatikan dari kata yang menonjolkan bobot maknanya, sementara unsure rima
agak disisihkan, maka dapat ditemukan pada baris-baris puisinya yang berjudul
Dari Ibu Seorang Demonstran ;
……………………………………
Tetapi ingatlah , sekali lagi
Jika logam itu memuat nama kalian
(Ibu itu tersedu sesaat )
Ibu relakan
Tapi jangan di saat terakhir
Kau teriakkan kebencian
atau dendam kesumat
Pada seseorang
Walau betapa zalimnya…orang itu.
- 3 -
Dari pengamatan puisi-puisi karya Taufik Ismai di atas bukan berarti pengecilan karya
penulis lain yang waktu,isi,serta hal-hal yang terkait dengan beberadaan sebuah puisi berarti tidak bernilai atau bahkan tak pernah diakui oleh suatu jaman. Di sinilah
ke-Absolutan sebuah kajian sastra khususnya bentuk puisi yang harus diakui bahwa kebesaran nama penulis sangat menentukan keputusan yang cukup berpengaruh dalam suatu jaman, walau kadang karya lain yang disajikan penulisnya memiliki derajat yang sama tetapi nasib yang dialaminya sangat berbeda.Hal ini dapat dibuktikan dalam berbagai masalah dan obyek persoalan.Perhatikan dua petikan puisi di bawah ini yang disajikan oleh dua penulis yang berbeda nama tetapi memiliki waktu,tema bahkan unsur penunjang hampir beda.
Kutipan Puisi :
1. Syair Orang Lapar 2. Saat Mata Ku Memandang
Lapar menyerang desaku, Kaliku memerah airnya.
Warananya tak membiru lagi
Kentang dipanggang kemarau, Anak-anak gila pandang
Surat Orang kampungku, Berlari tunggang langgang
Kuguratkan kertas Saat banyak jasat
Risau. lewat terikat erat
bak ketupat.
Lapar lautan pidato,
Ranah dipanggang kemarau, Kaliku merah airnya
Ketika berduyun mengemis, bau amis,anyir
Kesinikan hatimu pelan menyisir
Kuiris. Kaliku menangis
Seluruh muka merah
warna darah
Lapar di Gunung kidul, Saat mataku memandang ,
Mayat di panggang kemarau, kaliku,……
Berjajar masuk kubur, hatiku goyah,…patah
Kuulang juga, pandang …kaliku
Kalau. Muka warna d a r a h.
Oleh: Iwan Setyawan 1966
Jika diperhatikan dua puisi di atas maka dapat dirasakan bahwa puisi 1 dan puisi 2 adalah puisi yang pilihan kata (diksi) maupun bunyi yang dikehendaki penulisnya benar-benar telah dipikirkan sebaik-baiknya.Sementara dalam puisi bunyi mempunyai peran yang sangat penting,antara lain jika dibaca dan didengarkan sebab pada hakikatnya puisi adalah satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan (Sayuti,2002:102). Mengingat pentingnya unsur bunyi dalam karya puisi sampai - sampai seorang penulis puisi
- 4 -
melakukan pemilihan kata sering kali didasarkan pada nilai bunyi.Pertimbangan tersebut antara lain ; Pertama, bagaimanakah kekuatan bunyi suatu kata yang dipilih itu diperkirakan mampu memberikan atau membangkitkan tanggapan pada pikiran atau perasan para pembaca atau pendengarnya. Kedua, bagaimanakah bunyi itu dapat membantu menjelakan ekspresi.Ketiga, ikut membangun suasana puisi tersebut.Keempat, mungkin juga membangkitkan asosiasi-asosiasi tertentu ( Sayuti, 2002 : 103 ).Sementara unsur bunyi itu sendiri dalam karya puisi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,antara lain dari sisi bunyi hingga dibedakan antara sajak sempurna,paruh,aliterasi,asonansi.Sementara dari kata yang mendukung dibedakan menjadi sajak awal,sajak tengah dan sajak akhir.Jika dilihat dari hubungan antar baris dalam tiap bait dikenal adanya sajak terus, sajak selang, sajak berangkai dan sajak peluk. Tetapi kebenaran tentang cara kaji atau cara pandang Absolutisme di sini membuktikan bahwa puisi 1 jauh diagungkan bersama nama besar penulisnya, sedang puisi 2 tidak akan banyak diketahui oleh khalayak saat ini.Sementara dalam hal bunyi maupun pilihan kata pada puisi 2 mungkin tidak banyak tertinggal jauh baik dari penyesuaian waktu
maupun suasananya. Perlu di ketahui puisi 2 adalah puisi yang terbit pada harian ibu kota (Pos Kota ) pada tahun 1965 bulan desember minggu ke 3. Sementara pada puisi 1 ditemukan sajak asonansi pada baris 3dan 4 dan sajak aliterasi pada puisi 2 juga pada baris 5,6 dan 7 masih dalam bait yang sama.Dalam permainan sajak puisi 2 tidak kalah jauh dalam pemilihannya, sementara pada puisi 1 ditemukan permainan sajak asonansi yang ada pada baris 1,2 dan 3 Puisi-puisi seperti puisi 2 saat itu cukup banyak, di mana nuasan nosinya sangat didasari oleh keadaan negeri ini saat itu. Hal inilah yang sebenarnya mendudukkan sama dengan puisi Taufik yang juga menyuarakan situasi (kelaparan dan kemelaratan )saat itu, pada puisi 2 penulisnya Iwan Setyawan menggambarkan hal yang tidak kalah menakutkan sesuai dengan kejadian yang dilihat,pengalaman yang langsung menghadang di depannya betapa mengerikan kali-kali kecil, sunguai-sungai besar waktu itu menjadikan pembuangan jasat kurban pembantaian orang-orang PKI yang telah difonis begitu saja tanpa melalui proses hokum atau pembelaan layaknya terpidana.Tetapi harus diterima dengan besar hati dan penuh kesadaran bahwa cara pandang Absolutisme berlaku mutlak, Taufik Ismail jauh lebih besar disejajarkan dengan Iwan Setyawan , “ ini sebuah kenyataan pandangan “.
Untuk mempertegas bahwa masih banyak puisi-puisi yang menjadi kurban pandangan Absolutisme yang semata-mata dilihat dari siapa penulisnya? Tetapi bukan diksi atau pilihan kata serta permainan bunyi yang digunakan melainkan kekuatan keadaan semata. Berikut ini saya kutibkan beberapa puisi yang senafas dengan puisi-puisi karya Taufik Ismail penyair angkatan ’66.
Puisi 3
Jenasah
Oleh : Iwan Setyawan
Waktu mandi di kali,
sore hari
Sorak menyeruak, memecah kegaduhan riak
Wajah kali keseharian yang tak pernah lepas
Setelah anak-anak bermain gundu di tengah tegal
tangan bergayutan
tertawa bersautan
langkah-langkah kecil
pelan tapi pasti
menuju kali.
Pecah tawa jadi teriakan
waktu air berguyur
bergebyur ke sekujur
Mata sulap dalam sekejap
Jasat mengapung
kembung,
tanpa gembung
Ini jenasah yang pertama sore
e n a m l i m a
jenasah lewat penuh rasa penat.
Nopember sore 1966
C. Kesimpulan
Dalam kajian satra baik dalam bentuk puisi,prosa bahkan dalam bentuk yang lainnya maka
tentang cara pandang teori Absolutisme ini tetap harus diakui keberadaannya. Lepas dari
pendapat setuju atau tidak dalam realita yang ada kekuatan pandangan tentang sebuah kebe
naran yang dipaksakan dengan tanpa didasari oleh sesuatu hal yang riil kadang-kadang
memang harus diterima. Walaupun pemberlakuan teori ini sangat terbatas oleh waktu
Jika kurun waktu yang berlaku terhadap hasil karya yang absolut tersebit masih eksis
maka tidak mungkin untuk mengubah keadaan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam
kajian sastra tentang Absolutisme. Dalam paparan di atas harus diakui bahwa karya puisi
Taufik Ismail “Syair Orang Lapar “ jauh lebih besar,lebih unggul dalam pilihan kata ( diksi)
maupun bunyi – bunyi yang ditemukan dalam deretan baitnya di banding dengan puisi 2
“ Saat Mata Ku Memandang “ karya Iwan Setyawan Keabsolutan inilah yang berlaku
di tengah kalangan masyarakat sampai saat ini, sungguh mengenaskan bahwa suatu hal
termasuk karya puisi akan menjadi kurban keabsolutan pandangan.Ini sisi lain dari pandang
an teori Absolutisme yang sekaligus menjadi kelemahan teori ini.
-sTy-
KAJIAN PUISI DARI PANDANGAN
PERSPEKTIF
A. Pengantar Teori
Kajian Perspektif, adalah sebuah pandangan atau penilaian mengenai karya sastra (prosa maupun puisi ) dipandang sesuai dengan perspektif yang digambarkan Gambaran tentang sebuah karya sastra dapat didasarkan dari berbagai pandangan sehingga penilaian atau pandangan tersebut tidak ada yang mutlak melainkan ke depan pandangan ini dirasakan semakin tumbuh. Dalam kajian perspektif ini memberikan gambaran tentang kebebasan sudut pandang tertentu untuk menyikapi buah karya sastra sesuai dengan proses pertumbuhan atau perjalanan waktu.Dengan demikian kajian ini akan terasa semakin obyektif.Agar jelas tentang kajian perspektif ini dapat disajikan sebuah penilaian terhadap karya prosa atau puisi tertentu yang ada dalam sebuah jaman.Sebuah karya sastra baik bentuk prosa maupun puisi akan dikatan sesuai atau tidak hanya dilandasi oleh unsur tertentu dari karya tersebut.Misalnya dari unsur bahasa,nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,sudut pandang pelaku,alur atau tendens dalam karya tersebut bahkan mungkin ideologi dan lain-lainnya.Jika diperhatikan beberapa istilah yang dihadirkan oleh penulisnya dalam novel Saman pembaca akan merasa risih atau kurang merasa enak untuk mengucapkan istilah istilah tertentu karena dianggap terlalu,kotor,jorok,tidak sopan bahkan terlalu seronok dalam pilihan katanya demikian pula dalam Raumanen karya Maria Katopo yang terlalu berlebihan dalam menggambarkan situasi atau keadaan dalam alur ceritanya, bahkan dalam karya Arminj Pane yang berjudul Belenggu (roman)lebih tragis lagi karena mengalami penolakan pada jaman sastra tertentu di negeri ini ,tepatnya pada masa angkatan 20-an (Balai Pustaka ) buku karya Arminj Pane itu sempat gagal terbit karena semata-mata dianggap melanggar norma tertentu (agama), yang telah ditentukan atau dipatok saat itu.Karena isinya menyinggung salah satu agama di mana tokoh dan isi cerita yang seharusnya bernormatif keagamaan justru oleh Arminj Pane ditempatkan pada posisi titik yang kurang tepat yakni hubungan di luar nikah yang saat itu dianggap norma.
Hal di atas sebagai penegas tentang kajian teori perspektif ini, tetapi dalam karya puisi pun dijumpai pula hal seperti uraian di atas. Dapat dibuktikan puisi-puisi karya Arminj Pane yang diberi judul Jiwa Berjiwa (1939) dianggap tidak menarik lagi karena pilihan kata dalam puisinya (diksinya) tidak berkekuatan sehingga menimbulkan penilaian bahwa kata-kata yang ada di dalamnya hanya bersifat keseharian saja sehingga tidak dapat menimbulkan minat pembacanya.
Pandangan tersebut tampaknya tak beralasan kuat bahwa Arminj Pane adalah penulis puisi yang tidak punya nyali, hal ini dapat dijawab pada tulisan berikutnya yang membuktikan bahwa jiwa atau perasaan Arminj Pane berada pada posisi jiwa sesudah perang. Perhatikan puisi Arminj Pane berikut ini !
JIWA TELAH MERENGGAS
Jiwaku pohon telah merenggas.
Terujam terhening disenja hari,
Mengendangkan tangan tegang mati,
Hari bening, tenang sunyi,
Bulan bersih dikelir terentang,
Sepi sunyi alam menanti.
Pandangan semacam hal di atas merupakan perspektif nyata yang pernah ada dalam sejarah seorang penulis bersama karya-karyanya. Perubahan keadaan dari sisi pandang maupun karya-karyanya merupakan pandangan atau penilaian yang beraneka warna adalah realita yang dapat dianggap sebagai kemajuan dalam langkah-langkah sastra khususnya karya puisi.
Untuk mengikuti pandangan kajian perspektif ini lebih konkrit lagi coba perhatikan puisi di bawah ini !
L A L A I K A H
Luluh sudah hati ini Semua membuat menjadi merona,
Walau hanya sesaat Jika mentari,
Tali kerudung di dahi Mulai berseri,
Pengikat rambut nan lebat Waktu hari pagi,
Oh… Maha suci hidup ini.
Saat azan mulai tiba
Sudah mulai terasa oleh: Tyas Ajeng Natalina
Membasuh luka desember akhir 2006
Lama
Lama sudah aku mencari jalan
Rentang menganga
Permainan sajak atau rima serta diksi yang ada dalam puisi di atas mungkin biasa saja,bahkan dapat dikatakan terlalu sederhana.Tetapi perlu diakui bahwa permainan bunyi di akhir baris pada bagian-bagian tertentu sudah dapat dibedakan dengan puisi lama yang menitik beratkan pada akhir baris pada bait-baitnya (pantun atau syair).Tetapi penulis muda si Tyas Ajeng ini sudah berani menyusun deretan kata katanya dalam baris yang tidak terikat pada bait yang telah dipatok pada puisi lama.Perombakan inilah yang dapat dipandang dari sisi zaman sastra yang lain di mana puisi yang berjudul Lalaikah telah mampu menempati ratusan bahkan ribuan puisi anak-anak slta negeri maupun swasta yang dapat terbit pada kolom kaki langit di majalah Horizon pada saat ini. Dari isinya dapat di tempatkan nilai religius yang kuat di mana saat ini sangat ditunggu betapa nisbinya hal itu bagi kawula muda yang hampir kehilangan pegangan dan bentuk diri yang pasti.
B. Kesimpulan
Dari kajian perspektif puisi dapat saya simpulkan bahwa karya puisi yang disajikan para penulisnya (penyair) kadang memang dapat dipandang dari sisi berbeda,namun pandangan yang beragam itu dapat menggambarkan betapa kemajauan pandangan dari berbagai analisis dapat dirasakan. Perbedaan pandangan serta kajian tersebut bukan dijadikan sebagai nilai kurang tetapi bahkan sebaliknya.Sebagaimana dalam karya (prosa) Belengggu oleh Arminj Pane maupun Jiwa Berjiwa (puisi) sisi pandangnya pun berbeda sesaat dianggap gagal tetapi pada saat lain mengalami perubahan pandangan. Hal itu bukan berarti kesalahan dalam suatu penilaian
atau kajian tetapi merupakan pembaruan dalam penilaian atau kajian tersebut
Jadi pandangan perspektif kesusastra ( puisi ) memang dibenarkan keberadaannya
Hal ini hendaknya karya L a l a i k a h karya dari Tyas Ajeng Natalina dengan permainan rima di akhir baris-baris yang tidak terikat pada bait tertentu, serta diksi yang ada dalam puisi tersebut hendaknya dapat menjadi perspektif karya kawula muda dalam menyampaikan maksud untuk sebuah puisi religi generasi muda dalam mencari bentuknya.
Radlin maulanal haq
BalasHapusXII p5/20
Puisi I
Tragedi Winka & Sihka
Judul dari puisi I menggambarkan bahwa kasih saying tidak akan mungkin muncul secara tiba-tiba dan kasih sayang akan muncul secara bertahap dan ber angsur-angsur dan apabila kasih sayang itu tumbuh dengan kuat maka perkawinan akan datang dengan sendirinya dan kasih sayang
Puisi ini menggambarkan tentang sebuah perkawinan yang sangat sakral dan didalam suatu hubungan perkawinan selalu dilandasi dengan kasih sayang yang dimana kasih sayang merupakan pondasi yang kuat untuk menjalin hubungan ini dan pada suatu hubungan perkawinan apabila tidak ada kasih yang melandasi maka hubungan ini tidak akan berjalan dengan baik secara tidak langsung akan merusak hubungan perkawinan dan tidak akan mungkin terjadi perkawinan yang langgeng tanpa didasari oleh kasih saying yang kuat.di puisi ini juga tersirat suatu makna bahwa perkawinan tidak akan pernah berjalan secara mulus pasti ada cobaan yang banyak akan tetpai kasih sayang yang akan membuat suatu cobaan itu menjadi kebahagiaan.
Puisi II
Belajar Membaca
Dalam judul puisi II ini menceritakan bahwa penulis menceritakan kejadian yang dilakukannya sama dengan kejadian yang dilakukan oleh pasangannya,dan kejadian ini bias berupa duka ataupun kebahagiaan dan dalam puisi II ini menceritakan bahwa kejadian yang terjadi merupakan kejadian yang tidak mengenakkan.dan judul yang diambil merupakan judul yang tidak masuk akal dengan isi puisi yang terkandung.
Isi dari puisi II ini menceritakan bahwa penulis mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dan kejadian ini sama dengan apa yang dilakukan oleh lawan penulis dan sama merasakan apa yang dirasakan oleh penulis dan kejadian ini merupakan suatu tragedi bahwa kejadian dapat dialami oleh siapa saja dan pada bait terakhir lebih di perjelas bahwa luka yang dialami sama dengan lawan pembicaranya.
Restu Wicaksono
BalasHapusXII P5/21
Parafrase puisi I : Tragedi Winka & Sihka
Pada puisi pertama berjudul ‘’Tragedi Winka dan Sihka’’ sekilas kita akan berpikir puisi tersebut berisi tragedi yang menimpa Winka dan Sihka. Namun setelah kita pahami, ternyata pada pemilihan judul dari segi bunyi memiliki makna yang berbeda. Perhatikan apabila suku kata pertama dan kedua pada kata Winka dan Sihka diubah susunannya menjadi suku kata dua-satu, maka akan menjadikan pemahaman yang baru yaitu tragedi kawin dan kasih.
Coba kita perhatikan isi puisi tersebut. Apabila kita baca isi dari puisi pada setiap barisnya secara perlahan dan penghayatan maka sulit bagi kita untuk mengerti apa yang dimaksud, tetapi apabila kita baca secara cepat disinilah muncul, kawin. Begitu pula pada kata ‘’Sihka,’’ bila di setiap baris pada puisi dibaca secara cepat maka akan menjadi ‘’kasih.’’ Dari sini kita bias mengetahui makna ataupun maksud dari puisi tersebut. Yakni di dalam perkawinan, harus ada dan harus dilandasi rasa kasih sayang agar bisa mencapai kebahagiaan yang diinginkan.
Parafrase puisi II : Belajar Membaca
Dalam puisi kedua ini, apabila kita baca secara seksama, maka judul sangat sesuai dengan isi puisi, karena kata kata tiap barisnya yang hampir sama satu sama lain. Tetapi apakah itu makna sesungguhnya dari puisi ini? Dari baris pertama isi puisi, penulis seperti sedang mendapatkan kesusahan, peristiwa yang tidak mengenakkan. Lalu dipertegas pada kalimat kedua “luka kakiku” yaitu menunjukkan kaki yang luka. Sedangkan pada baris selanjutnya, menanyakan kepada orang lain, mungkinkah dia juga merasakan apa yang penulis rasakan. Digambarkan dengan “lukakukah kakikau”. Seakan-akan ikut merasa sakit atau sedih.
Dengan puisis ini, penulis ingin menyampaikan bahwa masihkah ada tenggang rasa antar sesame manusia. Rasa saling peduli, gotong royong, dan tenggang rasa. Dimana pada zaman modern ini banyak kebudayaan baru yang masuk dan mulai menggeser budaya trasional, maupun budaya nasional Indonesia sendiri. Rasa ingin meringankan penderitaan orang lain yang paling ditekankan. Sehingga kita tidak menjadi peduli.
Nailil Karomah
BalasHapusXII P5/17
Parafrase Puisi I
Dalam puisi berjudul Tragedi Winka dan Sihka karya Sutardji Calzoum Bachri terdapat maksud tersembunyi di balik judulnya. Apabila hanya memperhatikan secara sekilas maka kita akan menyangka bahwa puisi ini berisi kisah seseorang bernama Winka dan Sihka. Namun kenyataannya, penyair menyembunyikan maksud dengan penyusunan kata yang dibalik dan ternyata apabila kata Winka dan Sihka dibalik, maka kita akan mendapatkan sebuah kata Kawin dan Kasih.
Dari sini kita bisa memahami bahwa maksud yang disampaikan puisi tersebut adalah di dalam sebuah perkawinan harus berlandaskan kasih agar tercapai tujuan yang diinginkan. Puisi ini menyimbolkan kehidupan manusia, dimana manusia seolah melakukan sebuah perkawinan tanpa adanya sebuah kasih.
Parafrase Puisi II
Dalam puisi berjudul Belajar Membaca pengarang menggunakan judul tersebut karena dalam puisinya terdapat pembunyian kata yang hampir mirip.
Di pembukaan pertama puisi ini berbunyi ‘’Kakiku luka’’ penyair ingin mengungkapkan bahwa ia mendapat duka/musibah/peristiwa yang tidak menyenangkan. Kemudian ia mempertegas bahwa ia sedang mendapat duka dengan menulis ulang kalimat tersebut dalam posisi terbalik di baris berikutnya atau baris kedua. Dalam baris ke tiga penyair menanyakan apakah kau juga merasakan duka yang kudapatkan atau kurasakan? Sebagaimana yang diungkapkan di antara sahabat apabila salah satu mendapat duka atau musibah maka sahabat yang lainnya juga ikut merasakan duka tersebut. Penyair seolah sangat ingin meyakinkan apabila penyair mendapat luka maka orang terdekatnya juga merasakan luka yang sama kah? Terbukti di penutup puisi ini, masih pertanyaan yang sama dengan lebih dipertegas lagi dengan pernyataan bahwa penyair merasakan sakit yang terlalu menusuk dengan menambahkan kata kaku di belakang kata kakiku luka.
Puisi ini meyimbolkan keadaan sosial jaman ini dimana semakin canggihnya jaman, manusia semakin individualis, cuek, hanya mempedulikan suatu masalah jika bersangkutan dengannya. Hal ini sangat tidak sesuai dengan budaya ketimuran yang kita junjung selama ini.
Sendy Maulana Pratama
BalasHapusXII IPA 5 / 25
Puisi I
Tragedi Winka & Sihka
Judul dari puisi I menggambarkan bahwa kasih saying tidak akan mungkin muncul secara tiba-tiba dan kasih sayang akan muncul secara bertahap dan ber angsur-angsur dan apabila kasih sayang itu tumbuh dengan kuat maka perkawinan akan datang dengan sendirinya dan kasih sayang
Puisi ini menggambarkan tentang sebuah perkawinan yang mana sangat sakraldi dalam masyarakat dan didalam suatu hubungan perkawinan selalu dilandasi dengan kasih saying. kasih sayang merupakan pondasi yang kuat untuk menjalin hubungan dan pada suatu hubungan perkawinan apabila tidak ada kasih yang melandasi maka hubungan tidak akan berjalan dengan baik ,secara tidak langsung akan merusak hubungan perkawinan dan tidak akan mungkin terjadi perkawinan yang langgeng .Di puisi ini juga tersirat suatu makna bahwa perkawinan tidak akan pernah berjalan secara mulus pasti ada cobaan yang banyak akan tetapai kasih sayang yang akan membuat suatu cobaan itu menjadi berkah dan kebahagiaan.
Puisi II
Belajar Membaca
Dalam judul puisi II ini menceritakan bahwa penulis menceritakan kejadian yang dilakukannya sama dengan yang dilakukan oleh pasangannya,dan kejadian ini bias berupa duka ataupun kebahagiaan. dalam puisi II ini menceritakan bahwa kejadian yang terjadi merupakan kejadian yang tidak mengenakkan.dan judul yang diambil merupakan judul yang tidak masuk akal dengan isi puisi yang terkandung.
Isi dari puisi II ini menceritakan bahwa penulis mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dan kejadian ini sama dengan apa yang dilakukan oleh lawan penulis dan sama merasakan apa yang dirasakan oleh penulis dan kejadian ini merupakan suatu tragedi bahwa kejadian dapat dialami oleh siapa saja dan pada bait terakhir lebih di perjelas bahwa luka yang dialami sama dengan lawan pembicaranya.
Qoyyum Rachmalia
BalasHapusXII IPA 5/ 19
Parafrase Puisi I
"Tragedi Winka & Sihka" karya Sutardji Colzoum Bachri dari segi judul puisi Sutardji menggunakan kata-kata yang tidak memiliki makna leksikal (makna kamus) yaitu kata "Winka" dan "Sihka". Ini merupakan tanda tanya besar bagi pembaca. Ditambah lagi pemberian kata "Tragedi" membuat para pembacanya semakin penasaran. Tragedi Winka & Sihka.
Pada contoh puisi tersebut, Coba kita gabungkan dua kata sejenis Winka akan membentuk Kawin. Sihka membentuk Kasih. Dalam puisi ini juga kita dapat menemukan tipografi penataan puisi dan pemilihan kata serta ditata berbentuk aliran. Win-ka, Ka-win ,Sih-ka, Ka-sih dapat saling berkaitan. Hal ini berarti bahwa kata menunjukkan dirinya mampu membelah, meloncat, dan menunjukkan maknanya sendiri tanpa bergabung dengan rangkaian kata yang lain untuk membentuk keutuhan makna.
Nah, apa kaitannya antara kawin dan kasih ??? Dalam suatu ikatan perkawinan, selalu dilandasi dengan landasan kasih sayang. Bentuk bait yang berliku-liku mengggambarkan tentang lika-liku rumah tangga. Dalam awal bait terdapat kata Kawin yaitu langkah pertama dalam membentuk rumah tangga. seiring dengan berjalannnya alur, puisi itu selesai pada kata Kasih bukan kawin. Hal ini menggambarkan bahwa pekawinan akan sampai ketujuan dan bertahan bila didasari dengan kasih sayang. Meskipun liku-liku terus mengalir.
Parafrase II
Belajar Membaca karya Supardji. Dari segi judul puisi ini memiliki makna rangkapa. Belajar membaca hanya sekedar mebaca lisan atau membaca makna tersirat.
Puisi ini menonjolkan bunyi kata dari sudut estetikanya. Kata dasarnya ialah "kakikulukah" dari kata lesikal ini dapat terbentuk berbagai macam serangkaian kata dan makna yang ada dalam puisi.
Dalam puisi ini, pengarang menonjolakan dua aspek pertama, belajar membaca secara lisan sehingga dapat diketahui estetika bunyi dari puisi tersebut. Kedua, membaca puisi dari setiap kata yang dimaksud. Kata "Luka" ini menggambarkan kesensitifan dalam merasakan.Dan "Luka" disini juga menggambarkan Hati, bukan luka yang biasa dikulit. Belajar membaca Hati
Rizky Nur Ardiansyah
BalasHapusXII Ipa 5/23
Parafrase puisi I : Tragedi Winka dan Sihka
Dalam puisi pertama yang berjudul “Tragedi Winka dan Sihka” kita berfikir puisi ini menceritakan kisah seorang winka dan sihka, namun kita harus berfikir lebih dalam lagi dan tidak hanya melihat dari judul. Setelah kita membaca isi puisi keseluruhan, kita pasti bingung dengan kata-kata yang digunakan, tapi coba ketika kita membacanya dari 2 ke 1, kita pasti menemukan kata kawin dan kasih.
Di dalam kata kawin dan kasih kita bisa mengambil pengertian, bahwa di dalam perkawinan atau pernikahan tidak hanya membutuhkan materi, tapi kasih sayang adalah modal yang paling penting. Sebuah kebahagiaan tidak didapatkan dari materi saja, tetapi juga membutuhkan kasih sayang.
Parafrase puisi II : Belajar Membaca
Dalam puisi kedua yang berjudul “Belajar Membaca”, kita mungkin berfikir seperti anak kecil yang ingin belajar membaca. Tapi bukan itu, kita harus memaknai puisi ini dari isinya, bukan hanya dari judul. Setelah kita membaca puisi ini, kita pasti bingung dengan permainan kata yang disajikan, tapi kita bisa mengambil kesimpulan dari puisi ini apabila kita memahami arti tiap kata.
Dari puisi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai sifat individualisme. Terutama pada zaman sekarang, manusia tidak pernah memikirkan keadaan dan perasaan orang lain. Hilangnya sikap tolong menolong sangat memperjelas keadaan zaman sekarang. Dalam puisi inilah, penulis ingin semua manusia tergugah akan perilakunya. Penulis ingin mengingatkan akan sikap tolong menolong antar sesama.
SITI FARAHIYAH INARAH
BalasHapusXII IPA 5/28
Parafrase Puisi I
“Tragedi Winka dan Sihka” adalah judul salah satu puisi Sutardji yang memiliki keunikan dari segi tulisan maupun cara membaca. Ditinjau dari judul yang dibawakan, puisi ini memiliki makna tentang tragedi kasih dalam perkawinan. Tragedi ini dapat berupa tragedi baik atau buruk. Tergantung dari bagaimana cara penataan intonasi dalam puisi ini. Jika dilihat dari cara pembacaan, apabila kita membaca dengan tempo lambat, kita hanya menjumpai kata kata yang tanpa arti (winka dan sihka). Namun apabila dibaca secara cepat, kata kata tak berarti ini berubah menjadi memiliki arti, yaitu kawin dan kasih.
“Tragedi Winka dan Sihka” adalah puisi yang menggambarkan bagaimana sutardji menyikapi perkawinan dan kasih itu sendiri. Perkawinan tanpa kasih adalah bagai sayur tanpa garam. Apabila Perkawinan tidak didasari dengan kasih, maka perkawinan adalah hal yang sia sia. Padahal arti dari perkawinan bukan hanya mengikat satu sama lain. Namun juga bagaimana mereka akan bertahan hingga kedepannya.
Parafrase Puisi II
“Belajar Membaca” adalah hal yang utama dalam pendidikan. Bagaimana jadinya pendidikan tanpa belajar membaca? Karena itu belajar membaca adalah hal mendasar untuk mendukung pendidikan. Membaca adalah jendela ilmu, maka belajar membaca adalah hal penting. Itulah yang disampaikan oleh Sutarjdi pada judul puisi kedua. Ditinjau dari judul puisi, terlihat bahwa puisi ini adalah puisi biasa. Padahal jika kita sudah memasuki bait demi bait, akan nampak bagaimana keunikan puisi ini.
Ka, ki, ku, kau, adalah kata kata dominan dalam puisi ini. Puisi kedua adalah kebalikan dari puisi pertama. Pada puisi kedua, apabila kita membaca puisi secara cepat, kita akan merasa kebingungan dengan pemilihan kata dalam puisi ini. Namun jika dibaca secara lambat, kita akan mengerti apa diksi yang dibangun dalam puisi ini. Sutardji mengumpamakan “kaki” dengan “perasaan” seseorang. Jika kita lihat, puisi ini bercerita bagaimana perasaan terluka seseorang dapat dirasakan oleh orang lain. Sama seperti puisi milik sutardji yang lain, sangat unik.
Inna Maya Sufiyah
BalasHapusXII IPA 5/14
PARAFRASE PUISI I :
Puisi pertama yang berjudul “Tragedi Winka dan Sihka” memiliki sebuah diksi. Jika kita mengucapkan kata “Winka” dengan cepat maka akan terdengar seperti kata “Kawin” begitu pula dengan kata “Sihka” akan terdengar “Kasih”. Hubungan antara kawin dan kasih ini lah yang ingin disampaikan penulis. Bahwa kawin tanpa kasih maka akan muncul sebuah tragedi, yaitu perceraian. Penulis mengungkapkan bahwa kawin dan kasih tak bisa dipisahkan, jika itu terjadi maka akan tercipta tragedi winka dan sihka. Penulis berniat mengingatkan kepada pembaca akan pentingnya menyatukan “Winka” dan “Sihka” ini dalam kehidupan.
PARAFRASE PUISI II :
Dalam puisi kedua yaitu “Belajar Membaca” penulis mengajukan pertanyaan kepada seseorang. Seseorang yang ia cintai apakah juga merasakan kesakitan yang dirasakan penulis. “Belajar Membaca” yang dimaksud dalam judul adalah belajar membaca perasaan. Penulis ingin menyampaikan bahwa penting untuk membaca perasaan orang lain di sekitar kita sebagai bentuk kepedulian kita. Penting untuk merasakan kesedihan yang dirasakan orang lain.
Dicky Wisudawan A
BalasHapusXII IPA 5/6
Parafrase Puisi I
Judul puisi “Tragedi Winka dan Sihka” sangat menarik untuk ditelusuri guna mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.Sebagai seorang pelajar biasa,saya menduga bahwa judul puisi tersebut merupakan nama tokoh yang terdapat di dalam puisi tersebut,akan tetapi saat saya membaca puisi tersebut ternyata dugaan saya salah karena kata winka dan sihka memiliki makna lain jika dibaca secara berulang dengan tempo cepat,maka lahirlah kata kawin dan kasih.Kedua kata tersebut jika dihubungkan dengan judul puisi tersebut,maka akan diketahui pesan sang penulis,yaitu perkawinan tanpa kasih sayang akan menimbulkan suatu tragedi.
Perkawinan tanpa kasih sayang yang menimbulkan tragedi memang sudah banyak terjadi baik dikalangan tua,maupun pasangan muda,itulah alasan penulis puisi menggunakan judul Tragedi Winka dan Sihka.Suatu perkawinan yang tidak dilatar belakangi oleh rasa kasih sayang sama dengan menunggu bom yang akan meledak,karena tragedi perkawinan tanpa rasa kasih sayang bisa terjadi sewaktu waktu,misalnya cekcok mulut suami istri,kekerasan dalam rumah tangga hingga perceraian.
Parafrase Puisi II
Belajar membaca adalah suatu hal yang wajib dilakukan sejak usia dini sebagai bekal kunci mengetahui dunia ilmu.Semua orang yang pernah melakukan hal ini tentu merasa kesulitan saat pertama kali belajar membaca,hal inilah yang menjadi latar belakang sang penulis menggunakan judul “Belajar Membaca”.Belajar membaca sangatlah penting bagi semua orang agar ilmu apa pun yang ingin dipelajari dapat dipahami,sehingga pesan sang penulis yaitu,belajar membaca adalah kunci kesuksesan.
Setelah membaca puisi tersebut secara cepat,maka pembaca dan pendengar akan merasa kebingungan dengan apa yang mereka dengar,akan tetapi jika dibaca dengan tempo yang lebih lambat,maka pembaca dan pendengar akan lebih paham tentang isi puisi tersebut.Selain itu,jika dibaca dengan tempo lambat maka kata yang sering terdengar dan dominan adalah kata ka,ki,ku,dan kau.Apakah hubungan kata ka,ki,ku,dan kau dengan judul “Belajar Membaca” ? Jika kita masih ingat saat saat belajar membaca,kita bisa menyimpulkannya,yaitu saat belajar membaca kita sering membaca huruf vokal yaitu a,i,u,e,o dan kata ka,ki,dan ku tentu pernah dibaca saat belajar membaca saat belia.
Deansha Ghaisani A
BalasHapusXII IPA 5/4
Parafrase Puisi 1
Judul dari puisi pertama ini adalah “Tragedi Winka dan Sihka”, judul yang dipilih sangat menarik dan juga memiliki diksi, karena adanya permainan kata dan jeda, dengan mengulang kata Winka dan Sihka akan menemukan kata lain yang tersembunyi di dalamnya, yaitu Kawin dan Kasih. Sehingga yang awal judul Tragedi Winka dan Sihka ini memiliki maksud Tragedi Perkawinan dan Kasih.
Satu bentuk Puisi Kontemporer dimana penulis menggambarkan sepasang tokoh bernama Winka dan Sihka yang mewakili tentang suatu perkawinan pada kehidupan nyata. Di satu alur pemikiran tentang perkawinan yang berjalan pada kurun waktu tertentu akan menumbuhkan rasa kasih sayang di dalamnya. Di kehidupan ini kebanyakan dalam suatu perkawinan didasari oleh rasa cinta, namun setelah berjalannya waktu cinta itu akan hilang dan digantikan oleh rasa kasih sayang.
Parafrase Puisi 2
Bagi seseorang yang masih belajar membaca pasti sulit untuk membaca dengan lancar. Sama seperti yang dimaksud pada puisi kedua yaitu “Belajar Membaca”. Judul ini menggambarkan dibagian pemilihan kata dan jeda pada puisi tersebut dengan menggunakan kata yang hampir sama antara luka, kaki, kaku, kau, ku, dan kah. Untuk makna dari isi puisi berbeda jauh dengan judulnya.
Kata-kata yang digunakan disini hanya sedikit dan terus diulang. Namun arti dari puisi ini sangat bermakna yaitu dimana seseorang merasa ingin tau apakah yang dia rasakan saat ini dirasakan oleh seseorang yang lain. Senasib sepenanggungan, sehati dan sejiwa, apa yang kau rasakan apa aku juga merasakan dan apa yang aku rasakan apa kamu juga merasakan. Jika kita amati lagi maksud dari judul ini sama maknanya yaitu belajar untuk membaca hati seseorang.
Oktavino Putra Hanidar
BalasHapusXII P5/ 18
Puisi I
Tragedi Winka dan Sihka
Dalam puisi tragedy sihka dan winka, sebuah kasih sayang tidak akan datang secara menddak melainkan lewat suatu proses yang berangsur-angsur lama. Dan dalam sebuah kasih sayang, sayang itu akan muncul dengan kuat dan sendirinya sampai enjekang pernikahan dan berjaan dengan lancer sampai benar-benar timbullah kasih sayang yang sebenarnya dan indah nan bahagia.
Puisi ini menggambarkan tentang sebuah perkawinan yang sangat sakral dan didalam suatu hubungan perkawinan selalu dilandasi dengan kasih sayang yang dimana kasih sayang merupakan pondasi yang kuat untuk menjalin hubungan ini dan pada suatu hubungan perkawinan apabila tidak ada kasih yang melandasi maka hubungan ini tidak akan berjalan dengan baik secara tidak langsung akan merusak hubungan perkawinan dan tidak akan mungkin terjadi perkawinan yang langgeng tanpa didasari oleh kasih sayang yang kuat.di puisi ini juga tersirat suatu makna bahwa perkawinan tidak akan pernah berjalan secara mulus pasti ada cobaan yang banyak akan tetpai kasih sayang yang akan membuat suatu cobaan itu menjadi kebahagiaan.
Puisi II
Belajar Membaca.
Dalam puisi BelajarMembaca ini penulis memberikan makna yang menggambarkan lulka, dan menggambarkan kejadian yang sebenarnya seperti judul yang dinyatakan kurang bahagia. Bahkan judul yang diambil kurang masuk akal dengan isinya.
Isi dari puisi II ini menggambarkan bahwa penulis mengalami hal yang kurang bahagia atau yang biasa disebut duka. Didalam puisi Belajar membaca ada tragedi bahwa kejadian dapat dialami oleh siapa saja dan pada bait terakhir lebih di perjelas bahwa luka yang dialami sama dengan lawan pembicaranya.
Kris Dhartanto
BalasHapusXII IPA 5/15
Parafrase puisi I : Tragedi Winka & Sihka
Pada puisi yang berjudul ‘’Tragedi Winka dan Sihka’’ ini, kesan pertama saat membacanya, kita akan mengira bahwa puisi tersebut berkisah tentang winka dan sihka. Padahal bila dicermati lebih lanjut, akan terlihat sebuah pemaknaan baru dari judul tersebut. Jika suku kata pertama dan kedua pada kata "Winka dan Sihka" dibalik susunannya menjadi suku kata dua-satu, maka akan kata yang timbul adalah kawin dan kasih.
Setelah membaca puisi ini secara keseluruhan, terlihat pada puisi ini penulis berusaha menggambarkan dalam sebuah perkawinan, haruslah dilandasi dengan kasih. Karena bagai sayur tanpa garam jika sebuah perkawinan tidak dilandaskan pada kasih, sebab, kasih disini adalah sebagai unsur pengikat dua insan yang berbeda untuk mencapai kebahagiaan yang diinginkan.
Parafrase puisi II : Belajar membaca
Dari judulnya yaitu “Belajar Membaca”, sudah terlihat keunikan yang terkandung dari puisi ini, yaitu menimbulkan pemahaman yang beragam dari pembaca. Selain itu, timbul juga pertanyaan “belajar membaca apa?”. Setelah membaca dan memahami keseluruhan puisi yang mengedepankan permainan kata ini, terjawablah pertanyaan itu. Yaitu, memang kita haruslah belajar membaca, bukan membaca kata atau kalimat tetapi membaca perasaan.
Dalam puisi ini, penulis berusaha menekankan rasa simpati dan empati kepada sesama. Terlihat pada kata yang diulang-ulang, juga pada pemaknaan “kakiku luka” yaitu penulis berusaha menunjukkan hal buruk yang dialaminya, kemudian “lukakah kakikau” yang menunjukkan seolah-olah juga merasakan hal buruk yang dialami. Dari sini, sudah terlihat penulis menyiggung tentang rasa kepedulian dan social kita yang kini mulai tergerus.
FebrianaRamadhanAnggriani
BalasHapusXII P5/9
ParafrasePuisi I
Dalam puisi berjudul“TragediWinkadanSihka” karya Sutardji Calzoum Bachri terdapat makna yang tersembunyi. Yaitu jika kita melihat judulnya kita mengira bahwa isi puisi tersebut mengisahkan tentang kejadian dua orang yang bernama Winka dan Sihka. Namun apabila kita balik kata tersebut menjadi Kawin dan Kasih akan mengandung makna yang berbeda.
Isi puisi “TragediWinkadanSihka”apabila kata tersebut dibalik menjadi Kawin dan Kasih mengandung makna bahwa kawin dan kasih adalah suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan.Yang mana di dalam perkawinan harus didasari dengan perasaan kasih dan saying yang timbul dari perasaan masing-masing pasangan.
ParafasePuisi II
Dalam puisi berjudul ’’Belajar Membaca’’ pengarang memilih judul tersebut karena kata-kata dalam isi puisinya hamper mirip satu sama lain sehingga jika kita membacanya seperti anak yang sedang belaja rmembaca.
Isi puisi ’’Belajar Membaca’’, dalam baris pertama ‘Kakiku luka’ mengandung makna bahwa seseorang sedang mendapat musibah. Dalam ‘Kaki kau lukakah’seseorang itu seperti sedang bertanya kepada kekasihnya apakah dia juga merasakan luka yang sedang dirasakan seseorang itu. Dan seseorang itu berpendapat jika seseorang itu dan pacarnya adalah satu. Apabila salah satu dari mereka ada yang sakit atau mendapat musibah, maka yang lainnya juga ikut merasakan kepedihan itu. Intinya penulis menyampaikan bahwa sepasang kekasih adalah satu. Suka duka harus ditanggung bersama dan harus menerima kekurang dan kelebihan dari masing-masing pasangan.
Eka Indriani
BalasHapus12 IPA 5-07
PARAFRASE PUISI I :
Dalam Puisi 1 yang bejudul “Tragedi Winka dan Sihka” jika kata dalam puisi itu kita baca maka akan muncul sebuah diksi baru yaitu kata Kawin dan kasih. Dari kata kawin dan kasih maka kita dapat menarik sebuah makna bahwa dalam puisi “Tragedi Winka dan Sihka” yaitu penulis menggabarkan kawin adalah sebuah tragedi yang menakutkan . Pada teorinya perkawinnan yang awalnya didasari dengan rasa kasih sayanga kan berakhir dengan bahagia sampai akhir hayat. Nanun tidak sedikit perkawinan yang diawali dengan rasa kasih sayang tapi berakhir dengan sebuh perceraian. Itulah mengapa penulis menggambarkan perkawinan adalah sebuah tragedi, karena setiap orang tidak akan mengetahui akan seperti apa jalan ceritanya.
PARAFRASE PUISI II :
Dalam puisi 2 yang berjudul “Belajar Membaca” jika kita telaah lebih baik. Maka akan mencul sebuah makna yaitu puisi itu menggambarkan pertanyaan pada seseorang akan rasa cinta dan rasa memiliki yag ia miliki. Tergambar dalam bait “kalau kakikau luka, lukakukah kakikau” dalam bait tersebut tergambar apabila ia terluka hatinya akankah orangitu merasakan luka yang sama . jika kita membaca lebih teliti lagi dan lebih menghayatinya maka kata- kata yang digunakan dalam puisi tersebut seolah – olah menyindir seseorang, akankah sesorang itu bisa membaca sindiran – sindiran atau kode – kode yang ia buat melalui kata- kata dalam puisi tersebut.
Rizky Ramadhaniyati
BalasHapusXII Ipa 5/24
Parafrase Puisi I
Puisi karya Sutardji Colzoum yang berjudul "Tragedi Winka & Sihka bila diamati terdapat makna tersembunyi. Lima baris awal berisi kata kawin, artinya awal perkawinan dari sepasang suami istri masih utuh dan tidak ada permasalahan yang menyebabkan pertikaian. Lalu kata "Kawin" pengucapannya diputus-putus yang berarti perkawinan itu sudah tidak utuh lagi. Misalnya ada pertikaian atau ketidakcocokkan yang dapat menggoyahkan sebuah perkawinan. Sementara kata "sihka" membentuk kasih. Kawin dan kasih memiliki hubungan erat. Perkawinan dapat dipertahankan apabila antara sepasang suami istri memiliki rasa kasih sayang. Sehingga jika permasalahan didasari kasih sayang, maka perkawinan tersebut dapat berjalan harmonis.
Tipografi zig-zag dalam puisi ini mempunyai makna mendalam, yaitu perkawinan yang semula bermakna kebahagiaan, mulai melewati bahaya yang berliku, penuh bahaya, yang akhirnya menimbulkan bencana, yaitu tragedi.
Parafrase Puisi II
Dalam puisi "Belajar Membaca", pengarang menegaskan kata "luka" yang berarti duka yang didapat seseorang. Dari segi estetika, puisi ini menonjolkan bunyi kata yang hampir sama, meskipun puisi "Belajar Membaca" hanya memiliki empat kata namun kaya akan makna.
Makna yang dapat dirasakan dari puisi ini adalah kisah tentang teman seperjuangan yang terjebak dalam sebuah tragedi dan ingin membagikan luka atau perasaan pada temannya.
Tiara Nugraeni Eka S.
BalasHapusXII Ipa 5/30
Parafrase puisi I : Tragedi Winka dan Sihka
Ketika membaca sekilas sajak karya Sutarji yang berjudul Tradedi Winka Sihka ini, kata-kata kawin dan kasih yang diputus-putus dan dibalik tampak hanyalah sajak aneh, yang tidak ada maknanya. Namun setelah dipahami, kata kawin dan kasih mengandung konotasi bahwa suatu perkawinan itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, terlebi bila disertai kasih sayang.
Dalam sajak itu kata kawin dideretkan lima kali secara utuh, yang artinya bahwa suatu perkawinan entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari masih utuh seperti semula, yaitu kebahagiaan. Kemudian kata kawin diputus-putus, yang berarti perkawinan yang diliputi kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi. Misalnya mulai ada pertengkaran antara suami istri. Bahkan, kata kawin sekarang terbalik menjadi winka. Yang berarti perkawinannya sudah menjadi "neraka". Pada akhirnya terjadi tragedi winka dan sihka itu, misalnya terjadi perceraian, istri membunuh suami atau sebaliknya.
Parafrase puisi II : Belajar Membaca
Kata-kata yang ditulis Sutardji dalam puisi ini dirupakan sebagai symbol renggangnya komunikasi antar manusia. Dimana orang yang saling cuek dikarenakan kesibukannya masing-masing sehingga budaya timur yang ikut merasakan penderitaan orang lain, sehingga ada perasaan yang tertekan dan rasa ingin meringankan penderitaan orang lain sudah mulai hilang.
Sajak – sajak yang diulang dalam puisi kedua dapat membawa pembaca merasakan luka yang terjadi. Sesuai dengan judul “Belajar Membaca” pembaca diamanatkan membaca perasaan orang lain bukan sekedar belajar membaca tulisan.
Surya Arie Bimantara
BalasHapusXII P5/29
Parafrase I
Judul dari puisi pertama ini adalah “Tragedi Winka dan Sihka”, judul yang dipilih sangat lain dan aneh juga memiliki makna yang dalam, karena adanya permainan kata jeda dan bentuk penulisan puisinya pun terbilang unik. Jika kita memperhatikan bentuknya, kita akan melihat seperti siluet tubuh perempuan. Dan jika mengulang kata Winka dan Sihka akan menemukan kata lain yang tersembunyi di dalamnya, yaitu Kawin dan Kasih. Sehingga yang awalnya judul Tragedi Winka dan Sihka ini memiliki maksud Tragedi Kawinan dan Kasih.
Menilik puisi kontemporer ini, dapat kita maknai sebagai suatu hubungan antar makhluk yang saling menyayangi dan mencintai. Terutama manusia yang dalam fase hidupnya pasti menjalani perkawinan yang sangat sakral. Dalam membina perkawinan sepasang manusia harus mempunyai rasa kasih, apalagi jika hubungan itu dalam jangka yang sangat lama.
Parafrase Puisi 2
Bagi orang yang masih belum mahir membaca puisi kontemporer pasti sulit untuk membaca puisi ini dengan lancar. Sama seperti yang dimaksud pada puisi kedua yaitu “Belajar Membaca”. Judul ini menggambarkan dibagian pemilihan kata dan jeda pada puisi tersebut dengan menggunakan kata yang hampir sama antara luka, kaki, kaku, kau, ku, dan kah. Untuk makna dari isi puisi ini berbeda dengan puisi pertama
Makna dari puisi ini adalah eksplorasi dari seseorang yang sedang berharap dan mengharap untuk diketahui dan dapat dirasakan juga oleh orang lain. Rasa ini sering disebut empati. Dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain adalah hal yang kadang memberikan efek positif bagi kita karena kita dapat memberi solusi bagi orang yang kesusahan.
Laily Rizqiya
BalasHapusXII IPA 5-16
Para frase Puisi I
Dalam puisi berjudul“TragediWinkadanSihka” karya Sutardji Calzoum Bachriada arti yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun jika kita membaca judulnya kita berpikir bahwa judul tersebut menceritakan orang yang “Winka dan Sihka”. Namun jika kita membalik kata tersebut maka akan berbeda menjadi “Kawin dan Kasih”.
Isi puisi “Tragedi Winka dan Sihka”apabila kata tersebut dibalik menjadi Kawin dan Kasih mengandung makna Kata kawin dan kasih mengandung arti yaitu perkawinan yang penuh kebahagiaan dan disertai kasih saying. Namun kemudian kata kawin terputus-putus yang memberikan arti bahwa perkawinan sudah tidak utuh lagi karena mulai timbul masalah-masalah kehidupan. Hal ini dapat kita lihat pada bait selanjutnya yang sudah tidak menggunakan kata kawin secara bersamaan tetapi memisah menjadi ka dan win saja. Begitu juga dengan kata kasih yang memisah menjadi ka dan sih saja.
Para fase Puisi II
Dalam Isi puisi ’’Belajar Membaca’’, dalam baris pertama Kakiku luka di pembukaan puisi ini menginterpretasikan bahwa penyair mendapat duka/ musibah/ peristiwa yang tidak mengenakkan hatinya. Dipertegas lagi bahwa duka yang didapatnya begitu menyakitkan dengan kalimat kedualuka kakiku. Dipertegas dengan cara meletakkan luka sebagai subjek dikalimat kedua dan menekan penderitanya yaitu kaki yang kurang diperjelas dikalimat pertama. Dipenutup puisi ini, masih pertanyaan yang sama dengan lebih dipertegas lagi dengan pernyataan bahwa penyair merasakan sakit yang terlalu menusuk sehingga tak dpat lagi menahannya sendiri. Hal ini digambarkan dengan menambah kata kaku di belakang kata kakiku luka. Dengan keadaan duka yang sangat menyakitkan ini, dipertanyakan lagi hal yang sama dengan emosi yang lebih ditekan oleh penyair.
Hafida Oktavia
BalasHapusXII IPA5/12
Parafrase Puisi 1
Judul puisi Tragedi Winka dan Sihka tersebut dapat kita ditemui 3 suku kata yaitu win, ka, sih yang seolah-olah membentuk dua kata benda diri yaitu Winka dan Sihka, serta kata keadaan yaitu kawin dan kasih. Kata kawin dan kasih mengandung arti konotasi yaitu perkawinan yang penuh kebahagiaan dan disertai kasih sayang.
Pada isi puisi Tragedi Winka dan Sihka, tragedi merupakan suatu peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Winka mengandung makna kesengsaraan, sedangkan kawin bermakna kebahagiaan. Kawin adalah persatuan, dan winka adalah perceraian. Kasih berarti cinta, sedangkan sihka berarti kebencian. Kawin dan kasih adalah sebuah kebahagiaan, sedangkan winka dan sihka adalah kesengsaraan dan kebencian. Bila kawin dan kasih menjadi winka dan sihka, maka itulah tragedi kehidupan dalam sebuah rumah tangga yang tidak akan pernah selalu sama. Kata-kata pada puisi tersebut diputus-putus menjadi suku kata atau dibalik suku katanya, hanya terdiri dua kata"kawin dan kasih" yang diutamakan bentuk fisiknya, tipografi strukturnya dapat diberi makna pengalaman hidup yg digambarkan zig-zag layaknya jalan berliku dalam hidup. Roda akan selalu berputar, terkadang di atas dan tak jarang pula berada di bawah. Begitu juga kehidupan yang tidak akan selalu senang tetapi juga merasakan susah, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.
Parafrase Puisi 2
Pada judul puisi Belajar Membaca dapat kita pahami bahwa membaca memang sepertinya muda hanya saja dalam membaca terdapat cara yang benar. Contohnya puisi kontemporer dimana puisi tersebut merupakan karya puisi yang bentuk nya berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer menonjolkan permainan kata dan kata sudah tidak dibebani makna, tidak lagi dipandang sebagai karya sastra yang terikat, tetapi puisi bebas yang diciptakan untuk menyampaikan gagasan.
Isi dari puisi Belajar Membaca sendiri merupakan keingintahuan seseorang akan perasaan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Keingin tahuan tersebut tak hanya sebatas ingin tahu tapi juga ingin merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Mengharapkan keduanya dapat merasakan entah itu sebuah kepedulian atau kesedihan yang sama-sama mereka alami. Sehingga dapat menemukan jalan keluar yang baik bagi keduanya.
Fiqry Prariadintya Abdillah
BalasHapusXII Ipa 5/10
Parafrase Puisi I
Puisi karya Sutardji yang memiliki judul "Tragedi Winka & Sihka bila diamati terdapat makna tersembunyi. Dimana sutardji memaknai kata winka bila diulang ulang dengan cepat bias membuat makna yang elok yaitu kata “kawin” dan kata sihka bila diucapkan berulang ulang akan membentuk makna kata “kasih”. Kedua ini mempunyai makna yang sangat bereratan bila suatu perkawinan tidak didasari oleh kasih maka sebuah masalah kecil akan membuat kericuhan yang besar sehingga bias membuat perceraian. Maka dari itu kasih dan kawin haruslah dimiliki oleh suatu pasangan. Selain itu dalam puisi “Tragedi Winka dan Sihka”. Tipografi zig-zag dalam puisi ini mempunyai makna mendalam, yaitu perkawinan yang semula bermakna kebahagiaan, mulai melewati bahaya yang berliku, penuh bahaya.
Parafrase Puisi II
Dalam puisi berjudul ’’Belajar Membaca’’ pengarang memilih judul tersebut karena kata-kata dalam isi puisinya hamper mirip satu sama lain sehingga jika kita membacanya seperti anak yang sedang belajar membaca. Dalam puisi ini aku melihat pesan tersirat dari “kaki ku luka kaukah” penulis ingin menyebutkan bahwa ingin mengetahui isi hati kekasihnya apakah kekasih itu merasakan sakit yang ia rasakan atau ingin menydarkan luka yang telah dibuat kekasihnya kepadanya. Intinya kita sebagai kekasih semua permasalahan harus diselesaikan berdua besama pasangan kita baik duka ataupun suka
Shof Rijal Ahlan Robbani
BalasHapusXII Ipa 5/27
Parafrase Puisi 1
Judul dari puisi pertama ini adalah “Tragedi Winka dan Sihka”, judul yang dipilih sangat lain dan aneh juga memiliki makna yang dalam, karena adanya permainan kata jeda dan bentuk penulisan puisinya pun terbilang unik. Jika kita memperhatikan bentuknya, kita akan melihat seperti siluet tubuh perempuan. Dan jika mengulang kata Winka dan Sihka akan menemukan kata lain yang tersembunyi di dalamnya, yaitu Kawin dan Kasih. Sehingga yang awalnya judul Tragedi Winka dan Sihka ini memiliki maksud Tragedi Kawinan dan Kasih.
Menilik puisi kontemporer ini, dapat kita maknai sebagai suatu hubungan antar makhluk yang saling menyayangi dan mencintai. Terutama manusia yang dalam fase hidupnya pasti menjalani perkawinan yang sangat sakral. Dalam membina perkawinan sepasang manusia harus mempunyai rasa kasih, apalagi jika hubungan itu dalam jangka yang sangat lama
Parafrase Puisi II
Dalam puisi BelajarMembaca ini penulis memberikan makna yang menggambarkan lulka, dan menggambarkan kejadian yang sebenarnya seperti judul yang dinyatakan kurang bahagia. Bahkan judul yang diambil kurang masuk akal dengan isinya.
Isi dari puisi II ini menggambarkan bahwa penulis mengalami hal yang kurang bahagia atau yang biasa disebut duka. Didalam puisi Belajar membaca ada tragedi bahwa kejadian dapat dialami oleh siapa saja dan pada bait terakhir lebih di perjelas bahwa luka yang dialami sama dengan lawan pembicaranya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTry Ardhi Wiranata
BalasHapusXII IPA 5 / 31
PARAFRASE PUISI I :
Puisi pertama berjudul “Tragedi Winka dan Sihka”. Puisi ini menggunakan penggalan suku kata dari judulnya yaitu “Winka” yang dapat dijabarkan “Win” dan “Ka”, serta kata “Sihka” yang dapat dijabarkan “Sih” dan “Ka”. Jika penggalan suku kata itu diucapkan dengan intonasi yang cepat secara berulang-ulang akan membentuk suatu kata “Kawin” dan kata “Kasih”. Dimana dalam karya puisinya, Penulis ingin menyampaikan bahwa kasih merupakan dasar dari sebuah hubungan yang akan berlanjut ke perkawinan. Sebuah perkawinan yang dijalani tanpa didasari rasa kasih, akan menimbulkan rasa benci. Rasa benci ini membuat suatu hubungan akan rusak dan berakhir dengan perceraian.
PARAFRASE PUISI II :
Puisi kedua berjudul “Belajar Membaca”, Penulis menggunakan hanya beberapa kata tetapi memiliki banyak makna. Beberapa kata ini hampir memiliki persamaan dalam penyebutan kata (bunyi). Dalam karya puisinya, penulis lebih menonjolkan tentang perasaan seseorang terhadap pasangannya. Contoh “kakiku luka” dan pada baris berikutnya “lukakah kakikau”, dapat diibaratkan dalam baris puisi ini seseorang bertanya kepada pasangannya “Apakah jika aku sakit, apa kamu juga merasa sakit?”. Seorang pasangan kadang menyembunyikan perasaanya, dalam hal ini dibutuhkan “Kepekaan”. Dan kepekaan seseorang dalam membaca perasaan pasangannya bisa membuat hubungan lebih harmonis.
Septian Dyah Faristi
BalasHapusXII IPA 5/26
Parafrase Puisi I
Puisi karya Sutardji Calzoum Bachri berjudul “Tragedi Winka dan Sihka” kata “kawin” dan “kasih” mengandung konotasi bahwa suatu perkawinan itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, terlebi bila disertai kasih sayang. Dalam sajak itu kata “kawin” dideretkan lima kali secara utuh, yang artinya bahwa suatu perkawinan entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari masih utuh seperti semula, yaitu kebahagiaan. Kemudian kata “kawin” diputus-putus, yang berarti perkawinan yang diliputi kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi. Misalnya mulai ada pertengkaran antara suami istri. Bahkan, kata kawin sekarang terbalik menjadi “winka”. Yang berarti perkawinannya sudah menjadi "neraka". Pada akhirnya terjadi tragedi “winka dan sihka” itu, misalnya terjadi perceraian, istri membunuh suami atau sebaliknya.
Lalu muncul kata ” kasih” yang berarti kasih sayang. Sifat ini memang harus ada dalam hubungan perkawinan. Tanpa adanya kasih maka suatu hubungan khususnya perkawinan tidak akan tercipta dengan Indah. Setiap yang kawin akan merasakan sakitnya pertikaian dan juga manisnnya kasih sayang. Dan puisi ini menyadarkan kita bahwa dalam suatu hubungan kita akan merasakan tentang sakit dan bahagia. Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapi dengan bijaksana setiap permasalahan yang muncul agar tidak menjadi rumit.
Parafrase Puisi II
Puisi karangan Sutardji Calzoum yang dibuka dengan kalimat Kakiku luka ini menginterpretasikan bahwa penyair mendapat duka atau musibah peristiwa yang tidak mengenakkan hatinya. Dipertegas lagi bahwa duka yang didapatnya begitu menyakitkan dengan kalimat kedua luka kakiku. Dipertegas dengan cara meletakkan luka sebagai subjek dikalimat kedua dan menekan penderitanya yaitu kaki yang kurang diperjelas dikalimat pertama. Kalimat ketiga dan keempat berupa pertanyaan yang artinya “mungkin” dapatkah kau merasakan sakitnya perasaanku? Saat bagaimana? Kalau kakiku luka. Lukakukah kakikau.
Penggambarannya kalau digabungkan dengan kalimat pertama dan seterusnya kalau aku merasakan duka, dan kau ikut sedih, dukaku kah yang engkau sedihkan itu? Dipertegas dengan diulangnya kalimat pertanyaan kalau kakikau luka, lukakukah kakikau? Selanjutnya, bila dukaku ini dukamu juga benarkah kau merasakan sama sakitnya dengan yang kurasakan seakan-akan hatiku yang sakit ini adalah hatimu. Atau kau hanya ikut merasakan sedih-sedih saja, tetapi tidak sesedih hatiku, bagaimana kau bisa tahu sakitnya perasaanku. Dipenutup puisi ini, masih pertanyaan yang sama dengan lebih dipertegas lagi dengan pernyataan bahwa penyair merasakan sakit yang terlalu menusuk sehingga tak dpat lagi menahannya sendiri. Hal ini digambarkan dengan menambah kata kaku di belakang kata kakiku luka. Dengan keadaan duka yang sangat menyakitkan ini, dipertanyakan lagi hal yang sama dengan emosi yang lebih ditekan oleh penyair.
Farie Rachmat Chusmana
BalasHapusXII IPA-5 / 8
Parafrase I
Judul dari puisi pertama “Tragedi Winka dan Sihka” , bagi sebagaian orang tentujudul ini sedikit aneh.Namun, memiliki makna yang dalam juga, karena permainan kata jeda dan penulisannya pun terbilang unik. Bentuknya seperti bentuk tubuh langsing seorang wanita. Dan jika kita mengulang Winka dan Sihka maka akan ada kata baru, yaitu Kawin dan Kasih. Jadi, judul puisi ini yang awalnya Winka dan Sihka memiliki maksud Kawin dan Kasih.
Melihat dari puisi kontemporer ini. Sang penulis ingin menunjukan bahwa dapat kita maknai sebagai suatu hubungan antar makhluk yang menyayangi dan mengasihi.Terutama manusia dalam fase hidupnya pasti akan menikah. Dalam membina perkawinan, manusia akan membutuhkan kasih untuk menjaga keutuhan perkawinannya.
Parafrase Puisi II
Bagi orang yang belum mahir membaca puisi kontemporer puisi ini dengan baik. Sama seperti yang dimaksud pada puisi kedua yaitu “Belajar Membaca”. Judul ini menggambarkan dibagian pemilihan kata dan jeda pada puisi tersebut menggunakan kata-kata yang hamper sama yakni, luka, kaki, kaku, kau, dan kah. Makna dari puisi ini berbeda dari puisi pertama.
Makna dari puisi ini adalah eksplorasi dari seseorang yang sedang berharap orang lain mengetahui penderitaan yang dialaminya. Rasa ini sering disebut empati. Dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Hal ini adalah sesuatu yang positif bagi kita. Karena dengan memiliki rasa empati ini kita dapat membantu dan mengetahui rasa sakit yang dirasakan orang lain.
Rizka Radita Putri
BalasHapusXII IPA 5/22
Parafrase Puisi I
Tragedi Winka dan Sihka
Puisi yang berjudul Tragedi Winka dan Sihka merupakan puisi karya Sutardji yang cukup fenomenal. Puisi tersebut memiliki penataan huruf yang sangat berbeda dengan puisi pada umumnya. Gaya penulisan puisi ini disusun secara zigzag, membuat puisi tersebut tampak berbeda. Justru bentuk yang berbeda inilah membawa nilai estetika karena penyair mempunyai makna tersendiri dengan susunan bentuk yang ia ciptakan. Selain itu, teknik persajakan yang digunakan dengan memotong-motong kata dan membalikkan suku kata, yang sulit dimaknai secara langsung makna kata Winka dan Sihka. Tentu saja tidak akan kita temui arti kedua kata tersebut dalam kamus mungkin memang si penulis ingin membuat kita menerka-nerka makna dari puisi kontemporer ini.
Dari judulnya saja Tragedi Winka dan Sihka, tragedi adalah suatu peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Menurut saya maksud penulis dalam puisi ini adalah perkawinan yang pada awalnya dilandasi dengan kasih sayang. Namun dalam menjalani perkawinan tidak selamanya berjalan mulus, pasti ada banyak cobaan yang datang terus menerus. Jika tidak bisa sabar mengatasi berbagai cobaan perkawinan, maka perkawinan yang awalnya indah akan berakhir menyakitkan.
Parafrase Puisi II
Belajar Membaca
Dari judulnya saja Belajar Membaca, pola kalimat yang disuguhkan oleh penyair adalah permainan kata yang diulang tetapi pada setiap baris berbeda arti. Penyair juga menggambarkan bahwa kita disuruh belajar membaca. Belajar membaca yang dimaksud adalah membaca perasaan. Kata kakiku luka di pembukaan puisi ini menggambarkan bahwa penyair mendapat musibah atau peristiwa yang tidak mengenakkan hatinya. Kalimat ketiga dan keempat berupa pertanyaan yang artinya dapatkah kau merasakan sakitnya perasaanku?
Penggambarannya kalau digabungkan dengan kalimat pertama dan seterusnya kalau aku merasakan duka, dan kau ikut sedih, dukaku kah yang engkau sedihkan itu? Dipertegas dengan diulangnya kalimat pertanyaan kalau kakikau luka, lukakukah kakikau? Penulis menanyakan bila dukaku ini dukamu juga benarkah kau merasakan sama sakitnya dengan yang kurasakan seakan-akan hatiku yang sakit ini adalah hatimu. Mungkin itulah yang dimaksudkan oleh penyair dalam puisi ini.
Humaira Tri Acantya
BalasHapusXII IPA 5/13
Parafrase Puisi 1
Judul dari puisi pertama ini adalah “Tragedi Winka dan Sihka”, judul yang dipilih memiliki diksi dan sangat menarik. Di dalam puisi ini ada permainan kata, jika kata ”winka” dibaca berulang ulang akan terdengar seperti ”kawin”. Begitu juga dengan kata ”sihka”. Jika dibaca berulang ulang akan terdengar seperti ”kasih”. Yang lebih menarik lagi, di dalam puisi ini hanya terdapat kata ”winka” atau ”kawin”, ”sihka” atau ”kasih”, dan kata ”ku”. Jumlah kata hanya sebatas hitungan jari tetapi mengandung makna yang dalam.
Satu bentuk Puisi Kontemporer, dimana penulis menceritakan tentang dua tokoh yang bernama winka dan sihka. Di dunia, Tuhan menciptakan kasih sayang antara kaum adam dan hawa, yang akhirnya akan menuju ke pernikahan, atau kawin. Perkawinan itu harus didasari oleh rasa kasih sayang agar terus bersmi.
Parafrase Puisi 2
Puisi ini hanya terdiri dari beberapa yang pembunyiannya hampir mirip dan diulang ulang dari awal puisi, hingga akhir puisi. Seperti judul dari puisi kontomporer satu ini, jika kita hanya membaca saja puisi tanpa berusaha memahami, kita akan terdengar seperti orang yang baru belajar membaca. Makna yang disampaikan Sutarji melalui karya puisinya kali ini sangat dalam yaitu dimana ada pertanyaan di pikiran seseorang dan ia ingin mengetahui apakah yang orang tersebut rasakan saat ini juga turut dirasakan oleh seseorang disana.
Yang dimaksud Sutarji sebagai “kaki” disini adalah hati. Jadi, kata “kakiku luka”, yang dimaksud adalah hati nya sedang terluka. Dan ia ingin tahu, apabila hatinya luka, apakah hati seseorang disana juga turut terluka? Apakah hati nya dan hati seseorang disana adalah satu? Begitu juga sebaliknya.
Adam Ramadhan Rizzaki
BalasHapusXII P5/1
Parafrase puisi 1
Puisi yang berjudul “Tragedi Winka dan Sihka” jika kita baca dari judulnya sekilas kita memahami sebagai suatu puisi yang bercerita antara Winka dan Sihka, namun jika kita baca berulang-ulang pada kata winka dan sihka maka akan menemukan kata yang tidak asing lagi di telinga kita yaitu kawin dan kasih. Permainan kata inilah yang membuat suatu puisi kontemporer menjadi menarik untuk dipahami.
Semula kata kawin ditulis 5 kali secara utuh, ini menggambarkan bahwa dalam suatu perkawinan awalnya baik-baik saja dan berjalan mulus. Kemudian kata kawin di pecah menjadi satu suku di tiap katanya tertulis secara zig zag, gambarannya suatu perkawinan akan menemui suatu masalah yang dapat menimbulkan perpecahan yang berarti suatu perceraian dan tulisan yang di tulis secara zig zag menggambarkan perjalanan dalam suatu perkawinan pasti menemui jalan yang beliku-liku. Sampai pada bagian selanjutnya kita menemukan kata winka dan sihka lalu di lanjut sampai kita menemui kata kasih yang terpisah tiap sukunya,yang berarti ada saatnya kita akan mendapatkan suatu pencerahan yang hampir kita temukan bahwa kita butuh kasih. Jadi, untuk mendapatkan suatu perkawinan yang langgeng kita harus saling mengasihi agar tidak terjadi suatu perceraian
Parafrase 2
Judul pada puisi “Belajar Membaca” membuat kita penasaran dengan isi puisi tersebut. Jika baru pertama kali membaca puisi tersebut dan baru membaca judulnya saja kita mungkin akan meremehkan isi bacaannya karena terkesan mudah di baca. Namun setelah melihat isinya , kita diharuskan membaca puisi tersebut dengan intonasi yang tepat agar dapat memahami isi puisi.
Isi dari puisi tersebut sedang musibah bahwa sang penulis sedang mengalami musibah atau duka. Kemudian penulis merasa penasaran apakah hanya dia yang merasakannya dan penulis merasa penasaran apakah masih ada rasa simpati pada orang lain. Apakah benar orang lain benar-benar merasakan dukanya seperti dukanya dirasakan oleh orang lain atau hanya sekedar ikut sedih saja ?
Fransisca Agustin
BalasHapusXII IPA 5 / 11
Parafrase puisi I : Tragedi Winka & Sihka
Kata kawin dan kasih mengandung konotasi bahwa suatu perkawinan itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, terlebi bila disertai kasih sayang. Dalam sajak itu kata kawin dideretkan lima kali secara utuh, yang artinya bahwa suatu perkawinan entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari masih utuh seperti semula, yaitu kebahagiaan. Kemudian kata kawin diputus-putus, yang berarti perkawinan yang diliputi kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi. Misalnya mulai ada pertengkaran antara suami istri.
Bahkan, kata kawin sekarang terbalik menjadi winka. Yang berarti perkawinannya sudah menjadi "neraka". Pada akhirnya terjadi tragedi winka dan sihka itu, misalnya terjadi perceraian, istri membunuh suami atau sebaliknya. Tipografi zig-zag juga mempunyai makna mendalam, yaitu perkawinan yang semula bermakna kebahagiaan, mulai melewati bahaya yang berliku, penuh bahaya, yang akhirnya menimbulkan bencana, yaitu tragedi.
Parafase puisi II : Belajar Membaca
Puisi “Belajar Membaca” bukanlah sekedar mantera. Ia bukan pula sekedar permainan bunyi, bukan sekedar menata kesejajaran atau kontras antara konsonan l dan k serta vokal a, i, dan u. Ia juga bukan sekedar kombinasi kata luka, kaku, kaki, kau, aku, kalau, dan akhiran kah hanya demi membentuk dunia bunyi dan makna yang unik. Ia juga bukan sekedar menyarankan semacam keinginan untuk berbagi pengalaman dalam luka, dalam penderitaan. puisi “Belajar Membaca” adalah suatu lukisan yang menyeru-nyeru panggilan mistis.
Panggilan ini membangkitkan kembali suatu gambaran mengenai purba dari ritual pemujaan dewa kemabukan dan mimpi. Jika dibaca puisi“Belajar Membaca”, pandanglah dan sekaligus lisankan, maka kita akan mendapati suatu rupa yang sedap dipandang sekaligus bunyi yang sedap didengar. Kalau lukaku lukakau, kakiku kakikaukah. Dari penggalan itu, tersirat sebuah makna yang cukup dalam, kira kira begini: kalau aku terluka, apakah kau juga akan terluka sama sepertiku. Jadi, kalau menurutku sendiri, puisi ini mengisahkan tentang teman seperjuangan yang terjebak dalam sebuah tragedi.
Arien Aninda
BalasHapusXII IPA 5/03
Parafrase Puisi I :
Judul puisi pertama ini menggambarkan tragedi dalam perkawinan. Jika diamati, didalamnya tersembunyi permainan kata dari segi bunyi, jika diperhatikan kata Winka (suku kata pertama adalah win, suku kata kedua adalah ka) kata Sihka (suku kata pertama adalah sih dan suku kata kedua adalah ka) maka dapat ditemukan diksi dari judul Tragedi Winka dan Sihka yang dimaksud adalah Tragedi Kasih dalam Perkawinan.
Kata pertama adalah kawin jika dibaca dengan memperhatikan intonasi dan penekanan kata, maka akan ditemukan makna bahwa kawin adalah hal yang menakutkan. Sementara kata kedua yaitu sihka yang ketika diucapkan secara suku kata pada kata tersebut ditemukan makna kata yang merujuk pada kata kasih. Jadi jika kata pertama “Kawin” dan kata kedua “Kasih” dipadukan maka terjadilah diksi serta nosi yang dimaksud yaitu suatu tindakan yang ditakuti namun juga membahagiakan dan hal tersebut merupakan tragedi dalam kehidupan ini.
Parafrase Puisi II :
Judul puisi kedua ini cocok dengan cara orang membaca puisi ini untuk pertama kali, terdengar seperti orang yang baru saja belajar membaca. Memang ketika kita membaca judul puisi ini tidak terdapat maksud dari inti puisi yang disampaikan, namun penulis memiliki cara tersendiri untuk memberi judul puisi yang ditulis agar unik dan berbeda daripada judul puisi yang lain.
Jika diperhatikan, dalam puisi ini kata “Kaki” sering bermunculan yang oleh penulis diibaratkan sebagai hati seseorang. Selain itu, juga terdapat kata “Luka” yang digambarkan pada keadaan hati tersebut. Dalam puisi tersebut disebutkan bahwa luka yang dialami adalah “Luka kaku” yang dimungkinkan bahwa hatinya telah beku. Puisi ini menggambarkan hati yang tidak dapat merasakan kebahagiaan dan kesedihan. Penulis juga bertanya kepada yang lain apakah hatinya sudah tidak dapat merasakan juga.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAdi Novitarini Putri/XII-02
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1E
2A
3D
4C
5B
6C
7B
8A
9C
10C
11A
12D
13E
14A
15B
16D
17D
18D
19D
20E
21D
22E
23A
24C
25E
26A
27D
28D
29A
30A
31A
32E
33C
34B
35A
36D
37E
38A
39B
40C
41A
42E
43A
44C
45A
46E
47C
48E
49E
50E
2 A
Karena pada kalimat ke 2,3,4,5 merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan kalimat 1 yang merupakan kalimat utama.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusM. Hendyas Garry/XII IPA 4-23
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.D, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 23 A
Alasan : Kalimat akibat yang paling tepat dalam melengkapi paragraf tersebut adalah "Karena itu, tidak heran apabila Yanti meraih juara satu di sekolahnya."
Emil Prabowo P/XII-11
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1. E
2. E
3. E
4. C
5. B
6. C
7. D
8. A
9. C
10. C
11. A
12. D
13. E
14. A
15. B
16. E
17. D
18. D
19. D
20. E
21. D
22. E
23. A
24. C
25. E
26. A
27. D
28. D
29. A
30. A
31. A
32. E
33. C
34. B
35. A
36. D
37. E
38. A
39. B
40. C
41. A
42. E
43. A
44. C
45. A
46. E
47. C
48. E
49. E
50. E
Soal Pilihan : 11
Alasan : Dalam teks tertera "apa gunanya kau tanyakan hal itu?" jawab Kalilah... Janganlah kau menanyakan hal itu juga. Ketahuilah, orang senang mencampuri urusan yang bukan urusannya sendiri serupa halnya dengan kera yang mencampuri pekerjaan tukang kayu."
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHANA/XIIP4-14
BalasHapusJawaban TH Soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B,16.D,17.D,18.D,19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A,24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
SOAL PILIHAN : 14.b
Alasan : karena setelah mendengar cerita Ibu tentang kuli-kuli yang di hukum hatinya kecut sehingga susah tidur.
Adi Novitarini Putri/XII P4-02
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1E
2A
3D
4C
5B
6C
7B
8A
9C
10C
11A
12D
13E
14A
15B
16D
17D
18D
19D
20E
21D
22E
23A
24C
25E
26A
27D
28D
29A
30A
31A
32E
33C
34B
35A
36D
37E
38A
39B
40C
41A
42E
43A
44C
45A
46E
47C
48E
49E
50E
2 A
Karena pada kalimat ke 2,3,4,5 merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan kalimat 1 yang merupakan kalimat utama.
Syifa Safira/XII IPA 4-28
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.D, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 28 D
Alasan : Kata penghubung yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah "dan,jika,atau"
Nabil/XIIP4-24
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 24.C karena untuk kalimat persuasif terdapat unsur ajakan untuk mempengaruhi pembaca yaitu ada di option C.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusRahadian/XIIP4-26
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 26.A karena pada jawaban A terdapat urutan kronologi cerita yang tepat pada kalimat sebelumnya.
Alif Damara Prasetya/XII IPA 4-4
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.D, 12.D, 13.E, 14.E, 15.B, 16.B, 17.C, 18.A, 19.E, 20.E, 21.D, 22.A, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal pilihan : 4 C
Alasan : Karena, banyak artis yang ingin mengikuti pilkada dengan mengandalkan popularitasnya untuk memenangkan pilkada
Heti Pratiwi/XII IPA 4-16
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.D, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 16 E
Alasan : Karena pada naskah drama tersebut penulis menggambarkan dialog yang mengungkapkan bahwa tokoh Ani tidak percaya kepada pengemis.
ANDREAS M/ XII IPA 4-5
BalasHapusJawaban LTH Soal 2014
1. E, 2. E, 3. E, 4. C, 5. B, 6. C, 7. D, 8. A, 9. C, 10. C, 11. A, 12. D, 13. E, 14. A, 15. B, 16. E, 17. D, 18. D, 19. D, 20. E, 21. D, 22. E, 23. A, 24. C, 25. E, 26. A, 27. D, 28. D, 29. A, 30. A, 31. A, 32. E, 33. C, 34. B, 35. A, 36. D, 37. E, 38. A, 39. B, 40. C, 41. A, 42. E, 43. A, 44. C, 45. A, 46. E, 47. C, 48. E, 49. E, 50. E
Soal Pilihan: 5 B
Alasan: Karena kata popularitas merupakan kata serapan dari bahasa asing yang maknanya sama dengan kata keterkenalan.
Lara Ajeng L/XIIP4-21
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 21.D
Alasan : Karena pada gurindam tersebut mengandung makna bahwa mata dan kuping harus digunakan sebaik-baiknya
Bhetari Dwitya D/XII P4-7
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal Pilihan : 7 B
Alasan : Kata alergi pada paragraf tersebut menandakan seseorang yang tidak tahan akan belajar.
Alief Jaisyul U/XII IPA 4-3
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 3 E
Alasan : Karena penulis ingin menginformasikan bahwa merayakan tahun baru tidak ada gunanya
Ghea ayu Putri/XIIp4-13
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1 : E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 13 E
Alasan : karena pada kalimat nomer 5 terdapat kalimat "berkata dengan suara lunak" Dan pada kalimat nomer 7 terdapat kalimat "ibu tidak mengerti," dengan menggunakan tanda baca koma.
Muhammad Akdes/XIIP4-31
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1 : E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 31.A
Alasan : Karena kata baku harus mengikuti aturan EYD.
Gea P.L/XII-P4-12
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21. D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 12 D
Alasan: karena bacaan ini menceritakan tentang seseorang yang mengingatkan temannya agar tidak mencampuri urusan orang lain
Laksita T M/XIIP4-20
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 20.E
Alasan: karena di dalam gurindam itu mengandung maksud sifat kurang cermat berpikir akan membawa kerugian.
A Zainur Raysidi R/ XII P4-01
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1 E
2A
3 D
4 C
5 B
6 C
7 B
8 A
9 C
10 C
11 A
12 D
13 E
14 A
15 B
16 D
17 D
18 D
19 D
20 E
21 D
22 E
23 A
24 C
25 E
26 A
27 D
28 D
29 A
30 A
31 A
32 E
33 C
34 B
35 A
36 D
37 E
38 A
39 B
40 C
41 A
42 E
43 A
44 C
45 A
46 E
47 C
48 E
49 E
50 E
Soal pilihan
1 E
Karena paragraf nomer 1 menceritakan tentang bagaimana pengetahuan guru terhadap buku digital. Ide pokok paragraf tersebut dapat disimpulkan secara implisit.
HARYO ARIF W/XII P4-30
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1.E,2.E,3.E,4.C,5.B,6.C,7.D,8.A,9.C,10.C,11.A,12.D,13.E,14.A,15.B,16.E,17.D,18.D,19.D,20.E,21.D,22.E,23.A,24.C,25.E,26.A,27.D,28.D,29.A,30.A,31.A,32.E,33.C,34.B,35.A,36.D,37.E,38.A,39.B,40.C,41.A,42.E,43.A,44.C,45.A,46.E,47.C,48.E,49.E,50.E
Soal Pilihan : 30 A
Alasan : Karena kata berimbuhan yang cocok untuk kalimat rumpang tersebut adalah mengkritik bukan mengeritik, menyeleksi bukan menseleksi dan kritikan.
Dian Eka Wardhani P/XII-9
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1. E
2. E
3. E
4. C
5. B
6. C
7. D
8. A
9. C
10. C
11. A
12. D
13. E
14. A
15. B
16. E
17. D
18. D
19. D
20. E
21. D
22. E
23. A
24. C
25. E
26. A
27. D
28. D
29. A
30. A
31. A
32. E
33. C
34. B
35. A
36. D
37. E
38. A
39. B
40. C
41. A
42. E
43. A
44. C
45. A
46. E
47. C
48. E
49. E
50. E
Soal Pilihan : 9. C
Alasan : Perkembangan investasi PMA di Jawa Timur antara 2005-2011 mengalami fluktasi, hal ini memang benar karena sesuai dengan grafik yang tergambar dalam soal. Fluktasi adalah gambaran grafik yang tidak stabil.
Kariina Rizka P/XIIP4-19
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1 : E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 19 D
Alasan : karena dalam puisi belajar membaca terdapat kata "kakiku kakikaukah" yang maksudnya menanyakan sesuatu yang penulis tidak tahu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusReti Kurniawati / XIIP4-27
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 27. D
Alasan: Karena kalimat persuasif merupakan kalimat ajakan, dan kalimat yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah mengajak masyarakat untuk melakukan perbuatan sosial.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusRadita agda/XII IPA 4-25
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 25 E
Alasan : Karena simpulan yang sesuai dengan paragraf analogi tersebut yaitu mengubah benda yang tidak berguna menjadi bermanfaat, sesuai jawaban E.
Bella/XIIP4-6
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 6.C karena jawabannya terdapat pada kalimat ke 4.
Vinny/XIIP4-29
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 29. A
Alasan: Karena diantara pilihan yang ada yang tepat adalah jawaban A,yaitu inovasi, kualitas, sistem.
Indira Apsari/XIIP4-17
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1 : E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 17 D
Alasan : kata kaki dalam puisi tersebut melambangkan kekuatan, tepatnya kekuatan hati. Bukan melambangkan perasaan.
Mariyatul Fitria/XII IPA 4-22
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 22 E
Alasan : Karena dalam kutipan tersebut menyimpulkan bahwa jurnalis dan sejarawan terkenal masih banyak membaca buku sebagai acuan.
Mariyatul Fitria/XII IPA 4-22
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 C , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 22 E
Alasan : Karena dalam kutipan tersebut menyimpulkan bahwa jurnalis dan sejarawan terkenal masih banyak membaca buku sebagai acuan.
Radita agda/XII IPA 4-25
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24C , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 25 E
Alasan : Karena simpulan yang sesuai dengan paragraf analogi tersebut yaitu mengubah benda yang tidak berguna menjadi bermanfaat, sesuai jawaban E.
Anggi Maulinda / XII P3 - 6
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 6. C
Alasan : tertulis di akhir paragraf " Orang-orang tersebut berpikir demikian karena mereka tidak melihat ataupun belum menikmati manfaat belajar" kalimat tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan no 6.
Radlin Maulanal Haq/XIIP5-20
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.B, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 20.E
Alasan: karena di dalam gurindam tersebut terkandung makna yang sangat kuat berpengaruh pada sifat kurang cermat berpikir akan membawa kerugian pada diri sendiri dan harus memikirkan perilaku yang matang sebelum bertindak
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlif Khoirunnisa' / XII P3 - 3
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 3. E
Alasan: Pilihan jawaban E mewakili isi teks secara keseluruhan dalam soal, yaitu "Mengingatkan bahwa merayakan tahun baru tidak ada gunanya dan berdampak buruk". Pada pilihan jawaban yang lain, isinya tidak sesuai dengan isi teks.
Irma Rachmawati / XII P3 - 20
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 20. E
Alasan : Karena pada gurindam baris pertama "Kurang fikir kurang siasat" menunjukkan maksud sifat yang kurang cermat dalam berpikir dan pada baris kedua "Tentu dirimu kelak tersesat" yang berarti akan membawa dampak kerugian.
Restu Wicaksono/XIIP5-21
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 21.D
Alasan : Karena pada gurindam tersebut terdapat makna yaitu mata dan kuping harus kita gunakan sebaik-baiknya agar tidak salah menerima informasi.
Eka Indriani /XII P5-7
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.D, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal Pilihan : 7 B
Alasan : Kata alergi pada paragraf tersebut bukan menandakan penyakit melainkan rasa tidak suka akan sesuatu.
Nadia Khansa' / XII P3 - 26
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 26. A
Alasan : Karena berdasarkan pilihan yang ada, pilihan A adalah kalimat yang paling tepat untuk melengkapi paragraf deskripsi tersebut.
Fitria Oktafiani / XII P3-15
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 15. B
Alasan: karena saat tokoh anak-anak menanyakan lagi kepada Ibu kenapa Ayah melarang pergi ke kebun, Ibu menjelaskan bahwa akan dilakukan hukuman terhadap tiga kuli kontrak yang telah menyerang opzichter pada esok hari.
Imaning Maulani / XII P3 - 18
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 18. D
Alasan: karena pada puisi tersebut secara implisit menyampaikan bahwa penderitaan yang dialami oleh dirinya juga ingin dirasakan oleh orang lain.
Febriana Ramadhan A /XII P5-9
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 9C
Alasan : Karena menurut grafik, jawaban yang paling sesuai adalah C karena grafik itu menunjukkan bahwa perkembangan investasi PMA di Jawa Timur mengalami fluktuasi.
Sinta Armadi Putri / XII IPA 3-31
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 31.A
Alasan : Karena jawaban A adalah kata-kata yang paling tepat untuk melengkapi kalimat rumpang tersebut, dan sudah sesuai dengan EYD.
Fiqry Prariadintya A /XII P5-10
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 10c
Alasan : karena pada cerita fabel biasanya serigala selalu menjadi aktor antagonis dan sangat berkebalikan dengan opsi pilihan C dimana serigala bersifat bijaksana.
Meitri Indah Indriani / XII P3 - 22
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 22. E
Alasan: karena pada tajuk tersebut dapat disimpulkan bahwa Polycarpus Swantoro yang ahli sejarah dan jurnalis senior sekalipun masih tetap membaca banyak buku dan sudah ribuan judul buku yang ia baca sebagai sumber.
Shof Rijal Ahlan Robbani / XIIP5-27
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C,
7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A,
12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D,
17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D,
22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A,
27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A,
32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D,
37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A,
46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 27. D
Alasan: Karena kalimat yang
tepat untuk melengkapi teks
tersebut adalah mengajak
masyarakat untuk melakukan
perbuatan sosial yang baik atau merupakan solusi
Oktavino P.H /XII P5-18
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.D, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 18 D
Alasan : karena pada puisi itu terkandung maksud yaitu rasa empati atau peduli terhadap orang lain.
Nailil Karomah/XIIP5-17
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1 : E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.C, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 17 C
Alasan : Karena pada puisi tersebut, kaki melambangkan perasaan, yaitu perasaan empati pada apa yang dialami orang lain.
Adam Ramadhan Rizzaki/XIIP5-1
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.D, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan
1 E
Karena paragraf nomor 1 menceritakan tentang pengetahuan guru terhadap buku digital.
Rizky Nur A / XII P5-23
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 23. A
Alasan : Karena pada paragraf tersebut dijelaskan bahwa Yanti adalah anak yang rajin dan tekun, sehingga tepat bila pilihan A menjadi akibat dari sikapnya tersebut.
Denaya Daneswara/XIIP5-5
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.D, 12.D, 13.E, 14.E, 15.B, 16.B, 17.C, 18.A, 19.E, 20.E, 21.D, 22.A, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal pilihan : 5C
Alasan : Karena kata popularitas berasal dari kata populer, yang dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti terkenal, ternama.
Qoyyum Rachmalia
BalasHapusXII IPA 5/19
Jawaban Latihan Soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan :19 D
Didalam petikan pidato tersebut, menggambarkan kesimpulan dan harapan-harapan kedepannya yang merupakan penutup pidato dari pidato yang disampaikan.
`
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLaily Rizqiya/XII IPA 5-16
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.D, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 16 E
Alasan : Karena pada naskah drama tokoh Ani dalam dialognya, Ani tidak percaya kepada pengemis.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArien Aninda / XII P5 - 03
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 3. E
Alasan: Pilihan jawaban E mewakili isi teks secara keseluruhan sedangkan pilihan jawaban lain tidak sesuai dengan isi teks.
Anita Firdausi / XII IPA 3-8
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1.E ; 2.A ; 3.E ; 4.C ; 5.B ; 6.C ; 7.D ; 8.A ; 9.C ; 10.C ; 11.E ; 12.D ; 13.E ; 14.C ; 15.B ; 16.E ; 17.D ; 18.D ; 19.D ; 20.E ; 21.D ; 22.C ; 23.A ; 24.C ; 25.D ; 26.A ; 27.D ; 28.A ; 29.A ; 30.A ; 31.C ; 32.E ; 33.C ; 34.B ; 35.A ; 36.D ; 37.E ; 38.A ; 39.B ; 40.C ; 41.A ; 42.E ; 43.A ; 44.A ; 45.A ; 46.E ; 47.C ; 48.E ; 49.E ; 50.E
Soal Pilihan : 8.A dan 32.E
Alasan : 8. Karena pada grafik terlihat jelas bahwa nilai investasi pada tahun 2006 lebih rendah dibanding tahun 2005.
32. Karena arti dari peribahasa bagai pungguk merindukan bulan adalah seseorang yang memiliki keinginan yang tidak mungkin tercapai. Pada cerita tersebut Aldi sudah lama memimpikan memperistri Siren, padahal status sosial Aldi dan Siren berbeda. Sehingga impian Aldi tidak mungkin tercapai.
Miftah Alif Azmi / XII P3-23
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 23.A
Alasan: Pada jawaban A terdapat kata hubung "karena" yang biasanya digunakan sebagai kata penghubung kalimat yang bersifat sebab akibat, lalu pada jawaban A kalimatnya mengandung hubungan akibat dengan kalimat soal.
Surya Arie B/XIIP5-29
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 29. A
Alasan: Karena menurut saya pilihan yg paling tepat adalah A yaitu Inovasi,kualitas,sistem. Sangat sesuai dengan bacaan.
Gabyawan Arioseno / XII P3-16
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 16.E
Alasan: Karena masalah yang diungkapkan dalam kutipan naskah tersebut adalah pengemis yang ketahuan mencuri sehingga menimbulkan seseorang yang barangnya dicuri tidak percaya kepada pengemis tersebut.
Abyan Dary Avicenna / XII P3-1
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E
Soal pilihan : 1.E
Alasan: pada jawaban E karena ide pokok paragraf tersebut berisi pengetahuan guru tentang buku digital
Rizka Radita Putri/XII P5-22
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 C , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 22.E
Alasan: Karena di kalimat terakhir dalam kutipan tajuk rencana disebutkan Polycarpus adalah seorang ahli sejarah dan jurnalis yang sudah senior tetapi masih banyak membaca buku sebagai sumber inspirasi untuk menulis bukunya.
Ruth Vania Asri / XII P3-30
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 30. A
Alasan : Karena kata-kata yang paling tepat dan sesuai dengan EYD adalah mengkritik, menyeleksi, kritikan.
Inna Maya/XIIP5-14
BalasHapusJawaban LTH Soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B,16.D,17.D,18.D,19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A,24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
SOAL PILIHAN : 14.B
Alasan : setelah mendengar cerita tentang kuli-kuli yang di hukum, akhirnya susah tidur.
Hafida Oktavia / XII IPA 5-12
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 12 D
Alasan : Karena melalui bacaan ini kita diajarkan untuk tidak ikut campur urusan orang lain yang bukan urusan kita, sebab justru akan menimbulkan masalah baru.
Farie Rachmat C/XIIP5-8
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 20.E
Alasan: karena di dalam gurindam itu mengandung maksud sifat kurang cermat dalam berpikir akan membawa kerugian.
Almira Marini P. / XII IPA 3 - 4
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.C, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal pilihan: 4.C
Alasan: Karena dalam paragraf tersebut terdapat kalimat “Baik artis maupun partai politik sama-sama terlihat saling ‘membutuhkan’ untuk menaikkan popularitas.” Kalimat tersebut sesuai dengan jawaban untuk pertanyaan soal nomor 4, yaitu ingin memanfaatkan popularitasnya untuk memenangkan pilkada.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMeidy Putri Youtieka XII P3/21
BalasHapusJawaban LTH SOAL-2014
No. 1E, 2A, 3E, 4C, 5B, 6C, 7D, 8A, 9C, 10C, 11A, 12D, 13E, 14A, 15B, 16E, 17C, 18D, 19B, 20E, 21D, 22E, 23A, 24C, 25E, 26A, 27A, 28A, 29A, 30A, 31A, 32E, 33C, 34B, 35A, 36D, 37E, 38A, 39B, 40C, 41A, 42E, 43A, 44C, 45A, 46E, 47C, 48E, 49E, 50E.
Soal pilihan:
21. D, karena dari kutipan gurindam tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa jika alat indera kita (mata dan telinga) digunakan dengan baik akan mampu mempelihara diri kita dari hal-hal yang buruk.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAnisah Izzati S/XII IPA 3-07
BalasHapusJawaban LTH SOAL-2014
1.E ; 2.A ; 3.E ; 4.C ; 5.B ; 6.C ; 7.B ; 8.A ; 9.C ; 10.C ; 11. A ; 12.D ; 13. E ; 14.D ; 15.B ; 16.D ; 17.D ; 18.D ; 19. E ; 20. E ; 21.D ; 22.C ; 23.A ; 24. C ; 25.E ; 26.A ; 27.D ; 28.D ; 29.A ; 30.A ; 31.C ; 32.E ; 33.C ; 34.B ; 35.A ; 36.D ; 37.D ; 38.A ; 39.B ; 40.C ; 41.A ; 42.B ; 43.A ; 44.C ; 45.A ; 46.E ; 47.C ; 48.E ; 49.E ; 50.E
Soal pilihan : 7 B
Alasan : Terdapat pada kalimat “hal yang terbayang di benak seseorang adalah setumpuk buku tebal yang membosankan”, membosankan seperti halnya tidak tahan.
Soal pilihan : 38 A
Alasan: apabila judul terdapat kata hubung, seperti "dan" & "dalam", maka kata tersebut ditulis huruf kecil, maka jawabannya menjadi: Integrasi Alam dan Sains dalam Pendidikan Agama.
M. Azka/XII IPA 3-24
BalasHapusJawaban LTH SOAL-2014
1.E 2.A 3.E 4.C 5.B 6.C 7.B 8.A 9.C 10.A 11.A 12.D 13.E 14.D 15.B 16.D 17.D 18.D 19.E 20.E 21.D 22.C 23.A 24.C 25.D 26.A 27.D 28.A 29.A 30.A 31.C 32.E 33.D 34.D 35.A 36.D 37.D 38.B 39.B 40.A 41.A 42.B 43.A 44.A 45.A 46.D 47.C 48.E 49.E 50.E
Soal pilihan: 24 C
Alasan: pada kalimat ketiga: ketidakcerdasan emosional membuat anak di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia, gamang bersikap. Maka, hendaknya generasi sekarang sudah dilatih untuk mengembangkan kecerdasan emosional.
Nusa Prakasa P. / XII P3-28
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1E, 2A, 3E, 4C, 5B, 6C, 7D, 8A, 9C, 10C, 11A, 12D, 13E, 14A, 15B, 16E, 17C, 18D, 19B, 20E, 21D, 22E, 23A, 24C, 25E, 26A, 27A, 28A, 29A, 30A, 31A, 32E, 33C, 34B, 35A, 36D, 37E, 38A, 39B, 40C, 41A, 42E, 43A, 44C, 45A, 46E, 47C, 48E, 49E, 50E.
Soal pilihan: 28.A
Alasan: karena pada kutipan kalimat “Ada juga yang masuk universitas tanpa tes ... dia memiliki prestasi gemilang ... memiliki nilai akdemis yang ditargetkan suatu perguruan dengan melalui jalur PMDK ” kata penghubung yang cocok adalah “karena” dan “atau”.
Nisriina H./XIIP3-27
BalasHapusJawaban LTH Soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B,16.D,17.D,18.D,19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A,24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 27.D
Alasan : karena kalimat persuasif yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah pilihan jawaban D , karena sudah menyangkut kesimpulan dari isi teks tersebeut yaitu sosial.
Adi Darma Putra
BalasHapusXII IPA5 - 2
puisi 1
Pada puisi pertama yang berjudul “Tragedu Winka dan Sihka” secara perlahan dan menghayati kita baca puisi tersebut tak bermakna apa-apa. Tapi jika kita membacanya dengan cepat maka kita akan menemukan makna yang sesungguhnya. Yaitu kata “Winka” menjadi “Kawin” dan kata “Sihka” menjadi “Kasih” dari situ kita dapat mengambil isi tersirat dari kata tersebut. Yaitu, sebuah tragedy perkawinan akan terjadi bila didasari oleh kasih yang tulus. Jika tidak, maka perkawinan tidak akan bisa menemukan kebahagiaan.
puisi 2
Puisi kedua yang berjudul “Belajar Membaca” ini sudah dapat dilihat kandungan isinya dari judulnya. Kata-kata dalam puisi ini sangat mirip, pantas jika di beri judul belajar membaca. Tetapi dibalik makna tersurat ada sebuah makna tersirat yang ingin diceritakan sang penulis. Di situ menceritakan perasaan luka sang penulis apakah dapat dirasakan juga oleh orang yang dekat dengannya. Apakah kedekatannya itu sedekat mungkin sehingga dapat juga merasakan sakit yang dirasakan sang penulis.
Adi Darma Putra / XII IPA5-02
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B , 8.A , 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E , 14.A, 15.B , 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B , 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 2 A
Alasan : Karena pada kalimat ke 2,3,4,5 merupakan kalimat penjelas, sedangkan pada kalimat 1 merupakan kalimat utama.
Eksayoga Amirul XII IPA 3/11
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E
Soal pilihan : 11.(A)
Alasan: pada jawaban A ini didukung oleh kalimat :
-Bukan kita orangnya yang mencampuri hal raja dan memperkatakannya
-Ketauhilah orang yang mencampuri urusan bukan urusannya sendiri,serupa halnya dengan kera yang mencampuri pekerjaan tukang kayu
jadi dapat disimpulakan jawabanya yang tepat yakni mengingatkan dimna agar tidak mencampuri urusan saja
Farah Khoirunnisa / XII P3-14
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal pilihan: 14.A
Alasan: karena pada kutipan soal nomor 14, tentang cerita Kuli Kontrak karya Muchtar Lubis, tergambar perasaan tokoh "aku" yang sedang takut dan gelisah pasca mendengarkan cerita yang sesungguhnya dari sang ibu. Hal ini juga dapat terlihat dari deskripsi tokoh "aku" yang badannya mengggigil serta susah tidur.
Siti Farahiyah/ XII P5-28
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1E, 2A, 3E, 4C, 5B, 6C, 7D, 8A, 9C, 10C, 11A, 12D, 13E, 14A, 15B, 16E, 17C, 18D, 19B, 20E, 21D, 22E, 23A, 24C, 25E, 26A, 27A, 28A, 29A, 30A, 31A, 32E, 33C, 34B, 35A, 36D, 37E, 38A, 39B, 40C, 41A, 42E, 43A, 44C, 45A, 46E, 47C, 48E, 49E, 50E.
Soal pilihan: 28.A
Alasan: Kata 'karena' dan 'atau' adalah isian yang paling tepat untuk melengkapi kalimat yang rumpang.'Karena' adalah kata yang digunakan untuk hubungan akibat. Dan kata 'atau' digunakan untuk menyatakan pilihan.
Dicky Wisudawan / XII P5 - 6
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 6. C
Alasan : Karena pada kalimat keempat, " Orang-orang tersebut berpikir demikian karena mereka tidak melihat ataupun belum menikmati manfaat belajar" itulah jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan nomer 6.
Deansha Ghaisani Andarina /XII IPA 5-4
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.D, 12.D, 13.E, 14.E, 15.B, 16.B, 17.C, 18.A, 19.E, 20.E, 21.E, 22.A, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal pilihan : 4 C
Alasan : Karena terdapat kalimat “Baik artis maupun partai politik sama-sama terlihat saling ‘membutuhkan’ untuk menaikkan popularitas.” Kalimat ini menunjukan jawaban untuk soal nomor 4.
Farie Rachmat C/ XII IPA 5-8
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1.E ; 2.A ; 3.E ; 4.C ; 5.B ; 6.C ; 7.D ; 8.A ; 9.C ; 10.C ; 11.E ; 12.D ; 13.E ; 14.C ; 15.B ; 16.E ; 17.D ; 18.D ; 19.D ; 20.E ; 21.D ; 22.C ; 23.A ; 24.C ; 25.D ; 26.A ; 27.D ; 28.A ; 29.A ; 30.A ; 31.C ; 32.E ; 33.C ; 34.B ; 35.A ; 36.D ; 37.E ; 38.A ; 39.B ; 40.C ; 41.A ; 42.E ; 43.A ; 44.A ; 45.A ; 46.E ; 47.C ; 48.E ; 49.E ; 50.E
Soal Pilihan : 8.A
Alasan : 8. Karena pada grafik terlihat jelas bahwa nilai investasi pada tahun 2006 lebih rendah dibanding tahun 2005.
Bagaskara Saktya Adi / XII P3-9
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal pilihan: 9.C
Alasan : Karena menurut grafik, pertumbuhan investasi PMA di Jawa Timur mengalami fluktuasi, yaitu tidak stabil pada kurun waktu 2005-2011, sehingga jawaban paling tepat adalah C.
Fajar Pratama / XII P3-13
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 13.E
Alasan: karena di dialog 5 dan 7 menunjukkan watak ibu tidak berdaya karena terlalu memihak kekuatan belanda di dialog 5 sehingga terlihat tidak berdaya. Sedangkan di dialog 7 menunjukkan bahwa ibu terlalu pasrah terhadap keadaan yang diterima.
Pandu Patra W / XII P3 - 29
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 29. A
Alasan : Karena kata-kata serapan yang baku penulisannya yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah inovasi, kualitas, dan sistem
Ditto Satria P /XII P3-10
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No 1.E, 2.A, 3.D, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.B, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.A, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 38.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.C, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan: 10.C
Alasan : karena pada cerita fabel karakter serigala sering dipakai dengan karakter antagonis atau pemeran yang bersifat buruk sedangkan berkebalikan pada jawaban C serigala dikatakan sebagai hewan yang bijaksana.
Ilham Maulana/ XII Ipa 3- 17
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
No. 1(E) ; 2(A) ; 3(E) ; 4(C) ; 5(B) ; 6(C) ; 7(B) ; 8(A) ; 9(C) ; 10(C) ; 11(A) ; 12(D) ; 13(E) ; 14(D) ; 15(B) ; 16(D) ; 17(D) ; 18(D) ; 19(E) ; 20(E) ; 21(D) ; 22(C) ; 23(A) ; 24(C) ; 25(E) ; 26(A) ; 27(D) ; 28(D) ; 29(A) ; 30(A) ; 31(C) ; 32(E) ; 33(C) ; 34(B) ; 35(A) ; 36(D) ; 37(D) ; 38(A) ; 39(B) ; 40(C) ; 41(A) ; 42(B) ; 43(A) ; 44(C) ; 45(A) ; 46(E) ; 47(C) ; 48(E) ; 49(E) ; 50(E)
Soal pilihan : 17 D
Alasan : kaki merupakan organ tubuh yang membantu manusia untuk berjalan, dalam hal ini kaki sebagai simbol kekuatan
Soal pilihan : 35 A
Alasan : jika pilhan jawaban di option A disisipkan ke dalam paragraf, menjadikan paragraf rumpang tersebut menjadi paragraf sempurna dan mudah dimengerti
Amanda Aurellia/XII P3 - 5
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1.E ; 2.A ; 3.E ; 4.C ; 5.B ; 6.C ; 7.D ; 8.A ; 9.C ; 10.C ; 11.E ; 12.D ; 13.E ; 14.C ; 15.B ; 16.E ; 17.D ; 18.D ; 19.D ; 20.E ; 21.D ; 22.C ; 23.A ; 24.C ; 25.D ; 26.A ; 27.D ; 28.A ; 29.A ; 30.A ; 31.C ; 32.E ; 33.C ; 34.B ; 35.A ; 36.D ; 37.E ; 38.A ; 39.B ; 40.C ; 41.A ; 42.E ; 43.A ; 44.A ; 45.A ; 46.E ; 47.C ; 48.E ; 49.E ; 50.E
Soal pilihan : 5. B
Alasan : Karena kata "popularitas" dalam KBBI memiliki makna terkenal, ternama. Berasal dari kata populer atau kepopuleran.
M. Naufal Ismail/XII IPA 3-25
BalasHapusJawaban LTH SOAL-2014
1.E 2.A 3.E 4.C 5.B 6.C 7.B 8.A 9.C 10.A 11.A 12.D 13.E 14.D 15.B 16.D 17.D 18.D 19.E 20.E 21.D 22.C 23.A 24.C 25.D 26.A 27.D 28.A 29.A 30.A 31.C 32.E 33.D 34.D 35.A 36.D 37.D 38.B 39.B 40.A 41.A 42.B 43.A 44.A 45.A 46.D 47.C 48.E 49.E 50.E
Soal pilihan: 24 D
Alasan: Karena mengandung inti dari kutipan tersebut. Pada pilihan jawaban D mengandung kesimpulan yang menyeluruh dan lebih mengacu pada inti dari pembahasan.
Kris Dhartanto/XIIP5-15
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
1.E, 2.E, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.A, 12.D, 13.E, 14.B, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E
38.A, 39.B, 40.C
41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E
Soal pilihan : 15.B
Alasan: Karena saat tokoh anak bertanya lagi kepada Ibu mengapa Ayah melarang untuk pergi ke kebun,Ibu menjelaskan bahwa akan dilakukan hukuman terhadap tiga kuli kontrak yang telah menyerang opzichter pada esok hari.
Septian Dyah Faristi XII IPA 5/26
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.D, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal pilihan : 26 A
Karena pada jawaban A mengandung urutan kronologi yang tepat pada kalimat sebelumnya.
Humaira Tri Acantya / XII P5-13
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan: 16.E
Alasan: Karena di dalam kutipan naskah tersebut diungkapkan masalah tentang seseorang yang barangnya dicuri oleh pengemis, sehingga orang tersebut tidak lagi dapat mempercayai pengemis.
Tiara Nugraeni Eka S./XII P5-30
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1.E,2.E,3.E,4.C,5.B,6.C,7.D,8.A,9.C,10.C,11.A,12.D,13.E,14.A,15.B,16.E,17.D,18.D,19.D,20.E,21.D,22.E,23.A,24.C,25.E,26.A,27.D,28.D,29.A,30.A,31.A,32.E,33.C,34.B,35.A,36.D,37.E,38.A,39.B,40.C,41.A,42.E,43.A,44.C,45.A,46.E,47.C,48.E,49.E,50.E
Soal Pilihan : 30 A
Alasan : Karena kata berimbuhan yang tepat untuk kalimat rumpang tersebut adalah mengkritik bukan mengeritik (me- bertemu kr tidak melebur) , menyeleksi bukan menseleksi dan kritikan (me bertemu s melebur).
Sendy Maulana P XII IPA 5/25
BalasHapusJawaban LTH-soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.D, 4., 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal pilihan : 25 E
Karena dengan memberi bekal kita bisa membantu sesama dan menjadikan sesuatu itu sebelumnya tidak berguna menjadi berguna.
Rizky Ramadhaniyati / XII IPA 5-24
BalasHapusJawaban LTH SOAL-2014
1.E 2.A 3.E 4.C 5.B 6.C 7.B 8.A 9.C 10.A 11.A 12.D 13.E 14.D 15.B 16.D 17.D 18.D 19.E 20.E 21.D 22.C 23.A 24.C 25.D 26.A 27.D 28.A 29.A 30.A 31.C 32.E 33.D 34.D 35.A 36.D 37.D 38.B 39.B 40.A 41.A 42.B 43.A 44.A 45.A 46.D 47.C 48.E 49.E 50.E
Soal pilihan: 24 C
Alasan: Pada pilihan C terdapat kalimat persuasif yang mempengaruhi pembaca yaitu "Maka, hendaknya generasi sekarang sudah dilatih untuk mengembangkan kecerdasan emosional.".
Agung Tahta / XII P3 - 2
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1: E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 2. A
Alasan : Karena pada kalimat ke 2,3,4,5 merupakan kalimat penjelas, sedangkan pada kalimat 1 merupakan kalimat utama.
Fransisca Agustin XII IPA 5/11
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1. E
2. E
3. E
4. C
5. B
6. C
7. D
8. A
9. C
10. C
11. A
12. D
13. E
14. A
15. B
16. E
17. D
18. D
19. D
20. E
21. D
22. E
23. A
24. C
25. E
26. A
27. D
28. D
29. A
30. A
31. A
32. E
33. C
34. B
35. A
36. D
37. E
38. A
39. B
40. C
41. A
42. E
43. A
44. C
45. A
46. E
47. C
48. E
49. E
50. E
Soal Pilihan : 11 A
Alasan : "Janganlah kau menanyakan hal itu juga. Ketahuilah, orang senang mencampuri urusan yang bukan urusannya sendiri serupa halnya dengan kera yang mencampuri pekerjaan tukang kayu." ( terdapat dalam dialog antar tokoh )
Humaira Tri Acantya / XII IPA 5-13
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No. 1 : E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 13 E
Alasan : karena di kalimat no. 5 terdapat kalimat yaitu "berkata dengan suara lunak". Selanjutnya, di kalimat no. 7 terdapat kalimat yang berbunyi "ibu tidak mengerti," dengan menggunakan tanda baca koma.
Erik Kurniawan / XII IPA 3-12
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No.1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.A, 9.C, 10.C, 11.D, 12.D, 13.E, 14.E, 15.B, 16.B, 17.C, 18.A, 19.E, 20.E, 21.D, 22.A, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D, 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal pilihan : 12 D
Alasan : karena bacaan ini menceritakan tentang seseorang yang mengingatkan temannya agar tidak mencampuri urusan orang lain
Try Ardhi Wiranata
BalasHapusXII IPA 5-31
Jawaban LTH-Soal 2014
1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10 C, 11.A, 12 D, 13 E 14 A 15 B, 16 E 17 C, 18 D, 19 D, 20 E, 21 D, 22 E, 23 A, 24 , 25 E, 26 A 27 D, 28 D, 29 A, 30 A, 31 A, 32 E, 33 C, 34 B, 35 A, 36 D, 37 E, 38 A, 39 B, 40 C, 41 A, 42 E, 43 A, 44 C, 45 A, 46 E, 47 C, 48 E, 49 E, 50 E.
Soal Pilihan : 31.A
Alasan : Karena jawaban A adalah kata-kata yang paling tepat untuk melengkapi kalimat rumpang tersebut, dan sudah sesuai dengan EYD.
Fransisca Agustin XII IPA 5/11
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
1 E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.D, 8.C, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.A, 15.B, 16.E, 17.D, 18.D, 19.D, 20.E, 21.D, 22.E, 23.A, 24.C, 25.E, 26.A, 27.D, 28.D, 29.A, 30.A, 31.A, 32.E, 33.C, 34.B, 35.A, 36.D 37.E, 38.A, 39.B, 40.C, 41.A, 42.E, 43.A, 44.C, 45.A, 46.E, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 11 A
Alasan : "Janganlah kau menanyakan hal itu juga. Ketahuilah, orang senang mencampuri urusan yang bukan urusannya sendiri serupa halnya dengan kera yang mencampuri pekerjaan tukang kayu." ( terdapat dalam dialog antar tokoh )
Hengky Asmarakandi
BalasHapusXII IPS-8
Jawaban LTH-Soal 2014
1.E ; 2.A ; 3.E ; 4.C ; 5.B ; 6.C ; 7.D ; 8.A ; 9.C ; 10.C ; 11.E ; 12.D ; 13.E ; 14.A ; 15.B ; 16.E ; 17.D ; 18.D ; 19.D ; 20.E ; 21.D ; 22.C ; 23.A ; 24.C ; 25.D ; 26.A ; 27.D ; 28.A ; 29.A ; 30.A ; 31.A ; 32.E ; 33.C ; 34.B ; 35.A ; 36.D ; 37.E ; 38.A ; 39.B ; 40.C ; 41.A ; 42.E ; 43.A ; 44.A ; 45.A ; 46.E ; 47.C ; 48.E ; 49.E ; 50.E
Soal Pilihan : 8 A
Alasan : Karena pada grafik yang ditampilkan terlihat bahwa nilai investasi PMA di jawa timur pada tahun 2006 lebih rendah dibanding tahun 2005.
Herdyana FP/ XII IPS-09
BalasHapusParafrase Puisi 1
kata kawin bermakna kebahagiaan, sedangkan winka mengandung makna kesengsaraan. Kawin adalah persatuan, dan winka adalah perceraian. Kasih berarti cinta, sedangkan sihka berarti kebencian. Kawin dan kasih adalah sebuah kebahagiaan, sedangkan winka dan sihka adalah kesengsaraan dan kebencian. Bila kawin dan kasih menjadi winka dan sihka, maka itulah tragedi kehidupan dalam sebuah rumah tangga yang tidak akan pernah selalu sama. Roda akan selalu berputar, terkadang di atas dan tak jarang pula berada di bawah. Begitu juga kehidupan yang tidak akan selalu senang tetapi juga merasakan susah, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Tipografi zig-zig juga mempunyai makna mendalam, yaitu perkawinan yang semula bermakna kebahagiaan, mulai melewati bahaya yang berliku, penuh bahaya, yang akhirnya menimbulkan bencana, yaitu tragedi.
Parafrase Puisi 2
Dari judulnya saja Belajar Membaca, pola kalimat yang disuguhkan oleh penyair adalah permainan kata yang diulang tetapi pada setiap baris berbeda arti. Penyair juga menggambarkan bahwa kita disuruh belajar membaca. Belajar membaca yang dimaksud adalah membaca perasaan. Kata kakiku luka di pembukaan puisi ini menggambarkan bahwa penyair mendapat musibah atau peristiwa yang tidak mengenakkan hatinya. Kalimat ketiga dan keempat berupa pertanyaan yang artinya dapatkah kau merasakan sakitnya perasaanku?
Isi dari puisi tersebut sedang musibah bahwa sang penulis sedang mengalami musibah atau duka. Kemudian penulis merasa penasaran apakah hanya dia yang merasakannya dan penulis merasa penasaran apakah masih ada rasa simpati pada orang lain. Apakah benar orang lain benar-benar merasakan dukanya seperti dukanya dirasakan oleh orang lain atau hanya sekedar ikut sedih saja ?
Inas Baktir / XII IPA 3 - 19
BalasHapusJawaban LTH-Soal 2014
No: 1.E, 2.A, 3.E, 4.C, 5.B, 6.C, 7.B, 8.A, 9.C, 10.A, 11.A, 12.D, 13.E, 14.D, 15.B, 16.D, 17.D, 18.D, 19.E, 20.E, 21.D, 22.C, 23.A, 24.C, 25.D, 26.A, 27.D, 28.A, 29.A, 30.A, 31.C, 32.E, 33.D, 34.D, 35.A, 36.D, 37.D, 38.B, 39.B, 40.A, 41.A, 42.B, 43.A, 44.A, 45.A, 46.D, 47.C, 48.E, 49.E, 50.E.
Soal Pilihan : 19.E
Alasan : Karena jawaban E. kacau adalah suasana yang tergambar dalam puisi ‘Belajar Membaca’ yang menjelaskan kekacauan hati penulis dalam setiap bait tersebut.
Anita Firdausi
BalasHapusXII IPA 3/8
Parafrase I
Puisi kontemporer yang berjudul “Sepisaupi” berasal dari kata sepi-sa-upi. Sepi adalah keadaan sunyi, sa adalah satu atau se-, dan upi. Dalam baris pertama tertulis sepisau luka sepisau duri yang menggambarkan luka yang sangat kecil seperti duri tapi terasa sangat menyakitkan seperti sayatan pisau. Sedangkan pada baris kedua tertulis sepikul dosa sepukau sepi berarti sebuah penyesalan yang mendalam karena dosa yang telah diperbuat dan akhirnya merasakan kesepian. Sepisaupa sepisaupi menggambarkan tentang kesendirian yang menyakitkan.
Sepikul diri keranjang diri merupakan gambaran dari sering berjanji tetapi sering mengingkari. Sepisaupa sepisaupi merupakan kata ulang dari baris sebelum-sebelumnya, menggambarkan kesendirian yang menyakitkan karena perbuatannya. Sampai pisauNya ke dalam nyanyi, berarti perasaan menyakitkan yang ada dalam doa si penulis. Berarti puisi kontemporer sepisaupi ini menggambarkan bahwa keadaan seseorang yang mengalami kesepian dan sampai merasakan kesakitan dalam doanya.
Parafrase II
Puisi kontemporer yang terdapat di halaman 173 pada buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara menceritakan sebagaimana seseorang yang memanjatkan doa kepada Tuhan tetapi malah meragukannya. Pada baris kedua yang berbunyi kau dengar kucing memanggilMu, dengan kucing yang menggambarkan sebagai orang kecil memiliki arti apakah Tuhan mendengar doa-doa orang kecil? Izukalizu yang berarti pengaduan bahwa itulah kehidupanku. Dan Mapakazaba itazatali yang berarti aku telah menyapaMu berkali-kali.
Namun apakah Tuhan tidak mendengar? Tujuh kali memanggil dan tujuh kali meminta dengan cara mata memejam, hanya mendapat gambaran yang meragukan. Dengan penuh keraguan hingga terjaga pun dengan penuh keraguan. Dan pada akhirnya seseorang tersebut mulai pasrah karena merasa doa-doanya tidak pernah didengar oleh Tuhan sehingga dia ingin mencari Tuhan dengan semaunya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAnggi Maulinda
BalasHapusXII IPA 3 / 6
Parafrase Puisi 1 :
Pada puisi pertama berjudul “Sepisaupi” , judul puisi tersebut diambil dari kata “sepi” dan “pisau”. Puisi ini bercerita tentang kesepian yang menyakitkan bagaikan “pisau”. Terlihat dari baris pertama, sepisau luka, sepisau duri. Dalam baris lainnya, sepikul diri keranjang duri, menceritakan tentang penderitaan akibat perbuatan yang dilakukannya.
Pada puisi ini penyair menggambarkan suatu kondisi dimana seseorang dilanda kesepian dan penyesalan atas perbuatannya. Rasa kesepian yang mendalam terlihat dari pengulangan kata sepisaupi. Dalam akhir puisi ini sosokyang kesepian tadi mengadu kepada Tuhannya melalui do’a.
Parafrase Puisi 2 :
Puisi kedua berada pada halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara. Puisi ini bercerita tentang seorang manusia yang meminta kepada Tuhannya. Sosok manusia disini digambarkan “kucing” yang berarti manusia biasa yang penuh dengan kesalahan. Sehingga orang tersebut merasa bahwa tuhan tidak akan mendengar permintaannya
Pada baris pertama puisi ini, “Hai Kaudengar manteraku”. Mantera yang dimaksud adalah kata-kata yang tidak lazim, seperti “izukalizu”, “tutulita”, “zukuzangga”. Adanya kata-kata tersebut dimaksudkan sebagai bunyi mantera. Arti mantera tersebut adalah usaha sang manusia dalam meminta kepada tuhannya. Pada akhir puisi ini sosok manusia tersebut akhirnya putus asa atas usahanya.
Irma Rachmawati
BalasHapusXII IPA 3/20
Parafrase I
Dalam puisi I yang berjudul “sepisaupi” dapat disimpulkan bahwa gambaran dari penulis yaitu sepisau luka sepisau duri yang merupakan bentuk luka yang pernah dialami penulis, penggambaran dari dosa yang telah dilakukan dan membuat perenungan dan penyesalan yang mendalam karena dosa yang telah dilakukannya, ketika kesendirian itu yang dirasakan hanyalah sebuah penyesalan,sepi seolah-olah kesendirian yang menyakitkan hatinya, sepisapanya sepikau sepi disini tak ada lagi sapaan karena kesepian yang telah dialami.
Sepisaupa sepisaupi pengulangan kata ini adalah penguatan tentang kesepian dari kesendiriannya,sepikul diri keranjang duri adalah menggambarkan siksaan kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung olehnya tanpa seorangpun yang membantu,sampai pisauNya ke dalam nyanyi yang dimaksud yaitu kesedihan akan kesepian yang selalu menghantui diri selamanya seakan-akan doa yang diucapkan dan diiramakan terus-menerus bagai lagu dalam hati.
Parafrase II
Dalam puisi kontemporer yang kedua menceritakan bagaimana penulis yang memanjatkan doa kepada Tuhan tetapi malah meragukannya. Dan pada baris kedua yang berbunyi kau dengar kucing memanggilMu menggambarkan bahwa dengan kucing yang sebagai orang kecil memiliki arti apakah Tuhan mendengar doa-doa orang kecil, Izukalizu yang berarti pengaduannya bahwa itulah kehidupanku. Dan Mapakazaba itazatali yang berarti yaitu seseorang telah menyapa Tuhan berkali-kali.
Lalu apakah Tuhan tidak mendengarnya, Tujuh kali memanggil dan tujuh kali meminta dengan cara memejamkan matanya, hanya mendapat gambaran yang meragukan keraguannya. Dengan penuh keraguan hingga terjaga pun dengan keraguan pula. Dan pada akhirnya seseorang tersebut mulai memasrahkan diri sebab merasa doa-doanya tidak pernah didengar oleh Tuhan sehingga dia mengibaratkan mencari nama Tuhan dengan semaunya sendiri.
Ruth Vania Asri
BalasHapusXII IPA 3/30
PARAFRASE PUISI I :
Puisi pertama dengan judul “Sepisaupi”. Judul puisi ini dari kata “SEPI” dan “PISAU” dapat dilihat penulis ingin mengatakan jika kesepian itu sangat menyakitkan setajam “pisau”. Sepikul dosa sepukau sepi artinya pendustaan. Sepisau sepi sepisau nyanyi artinya setajam apapun, manusia harus tetap menyikapi. Sepikul diri keranjang duri artinya terlalu banyak janji yang tidak ditepati sehingga tidak ada orang yang mempercayai. Sampai pisauNya ke dalam nyanyi maksudnya penderitaannya yang sampai ke dalam doanya. Secara keseluruhan maksud dari puisi ini adalah seseorang bisa merasakan kesepian, penyesalan atas pendustaannya sendiri, dan rasa sakit yang dirasakan sampai ke dalam doanya.
PARAFRASE PUISI II :
Puisi kedua berada pada halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara. Puisi ini bercerita tentang manusia yang memohon kepada Tuhan. Pada baris kedua puisi tersebut, Kau dengar kucing memanggilMu artinya manusia yang penuh dosa memohon pada Tuhan. Dalam puisi ini terdapat kata-kata yang tidak lazim didengar tapi mamiliki maksud seperti, izukalizu artinya itulah kehidupan, mapakazaba itazatali artinya mengapa berkali-kali, tutulita artinya apakah tuli?, zuzukalibu artinya tujuh kali memanggil, tutukaliba dekodega zamzam artinya tujuh kali meminta dengan cara memejam, dan logotokoco artinya gambaran yang kacau. Secara keseluruhan maksud dari puisi ini adalah usaha manusia dalam meminta pada Tuhan namun putus asa karena apa yang diminta tidak kunjung dipenuhi.
Sinta Armadi Putri
BalasHapusXII IPA 3/31
Parafrase puisi I “sepisaupi”
Kata pertama puisi sepisaupi berbunyi “Sepisau luka sepisau duri”arti atau maknanya adalah bentuk luka yang teramat sangat yang pernah dialami, penggambaran dari dosa yang telah dilakukan dan membuat penyesalan yang mendalam,karena dosa yang telah dilakukan membuat perenungan dalam kesendirian, ketika kesendirian itu yang dirasakan hanyalah penyesalan sepisaupa sepisaupi pelukisan akan pisau dan sepi seolah-olah kesendirian yang menyakitkan, sepisapanya sepikau sepi disini takadalagi sapaan karena kesepian yang telah dialami, sepisaupa sepisaupi pengulangan kata ini adalah penguatan tentang kesepian, sepikul diri keranjang duri adalah siksaan kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung olehnya tanpa seorangpun yang membantu, sepisaupa sepisaupi penguatan kesepian yang dialami terulang-ulang sampai akhir yang selalu mendramatisir kisah kesendirian ini, sampai pisauNya ke dalam nyanyi kesedihan akan kesepian selalu menghantui diri selamanya seakan-akan irama kesepian bagai lagu dalam hati.
Parafrase puisi II
Dalam puisi kontemporer yang kedua hal 173 adalah puisi menggunakan kata-kata asing yang sulit untuk dimengerti atau dimaknai secara leksikal. Kata yang dimaksudkan adalah izukalizi, mapakazaba, itasatali, tutalita, papaliko, arukabazaku, kudega, zuzukalibu, tutukaliba, dikodega, zamzam, logotokoco, zukuzangga, dan zegezegeze. Kata-kata yang merupakan wujud bahasa nonsen ini sengaja dihadirkan penyair untuk menciptakan efek tertentu serta mendukung makna sesuai dengan amanat yang ingin disampaikan penyair.
Kata berupa bahasa nonsen yang digunakan penyair di atas bertujuan untuk memberi efek suasana magis, seperti ekspresitas mantera. Hal ini sesuai dengan pengakuan penyair pada larik awal kutipan puisi tersebut "hei Kau dengar manteraku Kau dengar kucing memanggilMu". Efek suasana magis yang dihadirkan ini memperkuat kemisterian larik-larik yang ditampilkan. Misteri yang mengarah kepada kenyataan yang serba magis melalui kata-kata kosong yang melukiskan kesia-siaan, tragik, dan manusia tanpa proporsi (perimbangan).Wujud bahasa nonsen yang ditampilkan merupakan perwujudan gemuruh batin penyair yang sangat lapar ”mencari” Tuhan. Dengan segala cara, usaha pencarian sudah dilakukan. Namun, hasilnya hanyalah kesia-siaan. Akhirnya, penyair mencoba menempuh dengan cara menggunakan mantera, tetapi Tuhan tetap tidak tergapai.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMeidy Putri Youtieka
BalasHapusXII IPA3/ 21
Parafrase Puisi 1
Puisi pertama yang berjudul “Sepisaupi” ini sebenarnya diilhami dari kata sepi dan pisau. Kedua kata ini menggambarkan sebuah kesepian yang dapat membuat luka seperti luka hasil goresan sebuah pisau. Di mana seperti yang tersirat dalam deretan baris puisi tersebut yang berisi, “sepisau luka sepisau duri,” “sepikul dosa sepukau sepi,” dan “sepisau duka serisau diri,” di sini penyair memaparkan bahwa kesepian digambarkan sebagai sebuah luka hati dan ketika seorang manusia berada dalam posisi ini pasti akan merasakan sebuah kegelisahan diri.
Puisi kontemporer ini berusaha untuk menyampaikan maksud di mana kegelisahan diri dan luka hati yang seringkali terjadi pada seorang diri manusia sebenarnya adalah buah dari perilakunya sendiri yang sering menebar janji tetapi lupa untuk menepati. Dan pada akhirnya, satu-satunya penolong dan penyembuh luka tersebut adalah sebuah nyanyian yang dimaknai sebagai komunikasi manusia terhadap Tuhan, dalam bentuk sebuah doa.
Parafrase Puisi 2
Puisi kontemporer kedua yang terdapat pada Buku Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA Kelas XII terbitan Bumi Aksara ini memaknai panjatan doa dari seseorang yang dianggap jauh dari Tuhan. Dapat dilihat dari baris pertama dan keduanya yang berisi, “hai Kau dengar manteraku” “kau dengar kucing memanggilmu,” kata kucing pada baris kedua ini menggambarkan sosok seorang manusia yang dipanjang kecil dan tidak berarti apa-apa, karena kurangnya kedekatan diri pada Kau, yang merujuk pada keberadaan Tuhan.
Sedangkan deretan kalimat seperti, “izukalizu,” “mapakaba itazatali,” dan “tutulita,” di sini dapat ditafsirkan sebagai isi dari sebuah doa yang digambarkan dalam bentuk mantera seperti pada dunia imajinasi. Dan deretan baris selanjutnya dalam puisi kontemporer ini dapat disimpulkan sebagai bentuk kekesalan seorang manusia kepada Tuhan karena setelah sekian banyak meminta dengan segala bentuk cara, impian, harapan, dan hal-hal yang didambakannya tidak pernah menjadi kenyataan.
Alif Khoirunnisa’
BalasHapusXII IPA 3/03
Parafrase Puisi I
Pada puisi yang berjudul “Sepisaupi” karya Sutardji Calzoum Bachri memiliki sebuah makna, yaitu dari kata “sepi” dan “pisau”, yang berarti kesepian yang menyakitkan, bagaikan pisau. Akhiran –pi hanyalah memberikan penegasan akan perasaan yang dialami oleh seorang penulis tersebut. Di dalam puisi tersebut, penulis mengungkapkan perasaan sedih yang dalam dikarenakan dosa-dosanya yang lalu. Hal itu bisa dilihat dari baris pertama, “sepisau luka sepisau duri” yang menggambarkan luka yang sangat menyakitkan dan menancap sangat dalam bagaikan duri. Baris kedua, “sepikul dosa sepukau sepi” yang menggambarkan dosa-dosanya yang membuat penulis merenungi dalam kesepian.
Dalam perasaan yang penuh duka itu, penulis merenung. Namun dalam renungan itu, tetap saja menyakitkan, seperti yang diungkapkan dalam baris kelima, “sepisaupa sepisaupi” dan kalimat itu terus diulang hingga lima kali. Di baris kedelapan, “sepikul diri keranjang duri” yang menggambarkan bahwa dosa-dosanya itu hanyalah dia sendiri yang menanggungnya, bukan orang lain. Dalam baris terakhir, “sampai pisauNya ke dalam nyanyi” penulis ingin mengadu segala kerisauannya kepada Tuhannya dan memohon ampunan yang diwujudkan dalam doa.
Parafrase Puisi II
Dalam penggalan puisi halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara menceritakan sebuah usaha penulis dalam memanjatkan doa kepada Tuhannya agar doanya dapat didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Seperti pada baris pertama, “hai Kau dengar manteraku” maksudnya penulis menyeru pada Tuhannya, bahwa ia sedang memanjatkan doa. Baris kedua, “kau dengar kucing memanggilMu” yang berarti bahwa posisi penulis saat berdoa sangat merendah sekali, seperti orang-orang kecil yg diibaratkan kucing. “izukalizu” yang berarti pengaduan bahwa itulah kehidupanku. “mapakazaba itazatali”, yang berarti aku telah menyapamu berkali-kali.
Tujuh kali memanggil, tujuh kali meminta dengan memejamkan matanya, namun hanya ada gambaran meragukan. Doa-doa yang ia panjatkan masih penuh dengan keraguan, apakah benar akan dijawab oleh Tuhan? Penulis masih terjaga penuh keraguan. Hingga pada baris ke-14 dan 15 akhirnya penulis berputus asa akan doa yang dipanjatkan kepada Tuhannya yang kemudian dia mencari tuhan sendiri sesuka hati dan juga menamainya dengan sesuka hati.
Bagaskara S.A.
BalasHapusXII IPA 3/9
PARAFRASE PUISI 1:
Dalam puisi I yang berjudul “sepisaupi” dapat disimpulkan bahwa gambaran dari penulis yaitu sepisau luka sepisau duri yang merupakan bentuk luka yang teramat sangat sakit yang berasal dari pengalaman sang penulis puisi tersebut, dan merupakan suatu penggambaran dari dosa dosa yang telah diperbuat dan menghasilkan sebuah penyesalan yang sangat menyakitkan atas dosa dosa yang telah diperbuat, dan penggambaran dari dosa yang telah dilakukan dan ketika kesendirian telah datang, yang dapat dirasakan hanyalah sebuah penyesalan yang sangat mendalam atas dosa-dosanya, dan kesendirian tersebut terasa sangat menyakitkan. Sepisaupa sepisaupi pengulangan kata ini adalah penguatan tentang kesepian dari kesendiriannya,sepikul diri keranjang duri adalah menggambarkan siksaan kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung olehnya tanpa seorangpun yang membantu,sampai pisauNya ke dalam nyanyi yang dimaksud yaitu kesedihan akan kesepian yang selalu menghantui diri selamanya dan doa-doa yang diucapkan dan diiramakan terus-menerus dalam hati.
PARAFRASE PUISI 2 :
Pada puisi kontemporer yang ke dua, Puisi ini bercerita tentang manusia yang memohon kepada Tuhan. Pada baris kedua puisi tersebut, Kau dengar kucing memanggilMu artinya manusia yang penuh dosa memohon pada Tuhan. Dalam puisi ini terdapat kata-kata yang tidak lazim didengar tapi mamiliki maksud seperti, izukalizu artinya itulah kehidupan, mapakazaba itazatali artinya mengapa berkali-kali, tutulita artinya apakah tuli?, zuzukalibu artinya tujuh kali memanggil. Secara keseluruhan maksud dari puisi ini adalah usaha seorang manusia yagn sedang berdoa dan meminta pada Tuhan namun telah patah semangat, karena apa yang diminta olehnya tidak kunjung dipenuhi oleh tuhan.
Amanda Aurellia
BalasHapusXII IPA 3/5
Parafrase puisi I :
Puisi kontemporer dengan judul “Sepisaupi” ini menceritakan tentang penderitaan dan penyesalan seseorang yang diakibatkan oleh perbuatannya, rasa sesal itupun berujung pada kesepian yang menyesakkan sehingga segala hal yang dirasakan membuatnya mengadu kepada Tuhan. Judul puisi ini diambil dari kata ‘sepi’ dan ‘pisau’ yang berarti apabila seseorang dilanda kesepian seolah-olah apa yang dirasakannya akan menyayat hati bagai pisau. Hal ini terlihat juga dari kalimat pertama dan kedua puisi tersebut, sepisau luka sepisau duri, sepikul dosa sepukau sepi. Pada baris ketiga dan keempat yang berisi, sepisau duka serisau diri, sepisau sepi sepisau nyanyi, bermakna bahwa penyesalan yang ia rasakan membuatnya berdoa kepada Tuhan.
Pada baris kelima dan beberapa baris dibawahnya terdapat pengulangan kata sepisaupa sepisaupi yang dapat diartikan bahwa kesepian yang dialami sangat mendalam. Sedangkan sepikul diri keranjang duri, sampai pisauNya ke dalam nyanyi, memiliki makna kesepian yang dialami dan dirasakan sendiri ini pun sudah sangat menyakitkan hati yang akhirnya diungkapkanlah perasaan menyesal itu dalam bentuk doa kepada Tuhannya.
Parafrase puisi II :
Dalam puisi II, penyair menceritakan tentang doa yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Tuhan dengan segala permintaan dan keluh kesahnya namun seakan-akan doanya tak didengar ataupun dikabulkan, namun ia tetap bersikeras untuk memohon dan berdoa. Izukalizu berarti bahwa itulah kehidupanku. Mapakazaba itazatali memiliki makna bahwa ia menyapa dan berdoa kepada Tuhan berulang kali. Sedangkan tutulita, merupakan sebuah pertanyaan, yaitu apakah Tuhan tidak mendengarkan doanya. Zuzukalibu, tutukaliba dekodega zamzam, artinya sudah seringkali ia berdoa dengan khusyuknya sambil memejamkan mata. Logotokoco merupakan gambaran kekacauan, hal-hal tidak menyenangkan yang dialami dan membuatnya berdoa kepada Tuhan. Dan zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege berarti aku terjaga penuh keraguan, sebuah kebimbangan yang dialami dalam menghadapi permasalahan dan membuatnya terus terjaga untuk berdoa agar menemukan jalan keluar. Dalam baris terakhir, nama-nama kalian bebas, carilah Tuhan semaumu, menjelaskan bahwa setiap orang harus selalu ingat kepada Tuhannya, tidak perduli dalam keadaan apapun, susah ataupun senang, ingatlah untuk terus berdoa kepada Tuhan. Karena Tuhan akan selalu mendengarkan permohonan kita asalkan kita tidak berhenti untuk meminta.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGabyawan Arioseno
BalasHapusXII IPA 3/16
Parafrase Puisi 1
Pada puisi kontemporer pertama ini yang berjudul “Sepisaupi” yang berasal dari kata “Sepi” dan “Pisau” yang dapat disimpulkan suasana sepi yang ditimbulkan karena hati yang sedang sakit atau luka yang disebabkan perasaan yang berduka. “sepisau luka sepisau duri”, “sepikul dosa sepukau sepi”, “sepisau duka serisau diri,” dari baris yang berasal dari potongan puisi ini dapat disimpulkan bahwa ketika ada orang yang hatinya terluka ataupun berbuat salah maka orang itu akan merasa kesepian.
Pada baris yang berisi “sepisaupa sepisaupi” barisan ini diulangnya berkali-kali karena yang dimaksud oleh penulis adalah tentang betapa kesepiannya orang itu, “sepikul diri keranjang duri” yang diartikan bahwa tindakan yang kita lakukan janganlah sampai melukai hati orang lain, “sampai pisauNya ke dalam nyanyi” yang diartikan penulis bahwa orang yang penuh dengan kesalahan ingin meminta diampuni kesalahannya oleh Tuhan yang disampaikannya melalui doa.
Parafrase Puisi 2
Pada puisi kontemporer ini penulis menceritakan seseorang yang berdoa kepada Tuhannya karena bisa dilihat pada baris pertama “hai kau dengar manteraku”. Mantera disini diartikan dengan doa sehingga dapat diartikan pada baris ini seseorang yang sedang berdoa dan ingin Tuhan mendengarkannya. Pada baris yang kedua seseorang ini beranggapan bahwa dia seperti kucing yang terdapat pada “kau dengar kucing memanggilMu”. Yang dimaksud dengan kata “kucing” ini adalah orang kecil yang tak berdaya pasrah dengan Tuhan tetapi orang ini meragukan doanya karena apakah Tuhan mendengarkan doa orang-orang kecil. Izukalizu yang dapat diartikan bahwa beginilah kehidupanku, mapakazaba itazali yang diartikan menyapaMu berkali-kali.
Tututalita yang diartikan apakah Tuhan tidak mendengar? meskipun orang ini tujuh kali memanggil dan tujuh kali meminta dengan mata memejam. Orang tersebut mengerti bila doanya belum terkabulkan sehingga membuat orang tersebut pasrah dan doanya pernuh keraguan dapat dilihat dari “ku zangga zegezegeze aahh ....!” pada baris ini diartikan bahwa seseorang yang penuh dengan keraguan sehingga orang tersebut ingin mencari Tuhan yang lain dengan semaunya.
Almira Marini Permata
BalasHapusXII IPA 3-4
Parafrase Puisi 1
Pada puisi kontemporer karya dari Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul “Sepisaupi”, Sutardji menggunakan kata-kata yang tidak memiliki makna lesikal (makna kamus). Judul tersebut diambil dari kata sepi, pisau, dan sapa. Arti sepi dan pisau digabungkan hingga terjadi makna sepi seperti pisau yang menusuk. Terlihat pada baris pertama, sepisau luka sepisau duri yang bermakna luka yang kecil namun terasa menyakitkan. Dalam baris lainnya seperti sepikul dosa sepukau sepi, sepisau duka serisau diri, sepikul diri keranjang duri, dan sepisau sepi sepisau nyanyi yang menegaskan tentang kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung tanpa ada seorangpun yang membantu karena ia sudah tidak dipercayai lagi oleh orang lain akibat perbuatannya. Dan pada akhirnya, sosok kesepian ini mengadu pada Tuhannya dalam doa yang muncul dalam baris terakhir yaitu “sampai pisauNya ke dalam nyanyi.”
Parafrase Puisi 2
Puisi kontemporer kedua yang berada pada halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara ini menceritakan tentang seseorang yang memanjatkan doa kepada Tuhannya, tetapi meragukan apakah Tuhan mendengar doanya. Dalam baris pertama dan kedua, “hai kau dengar mantraku” dan “kau dengar kucing memanggilMu”, Kau dengar kucing memanggilMu diartikan sebagai manusia yang tampak kecil dan meminta kepada Tuhannya. Mantera bermakna kata-kata tidak lazim yang mengungkapkan keraguan sang penulis apakah doa nya didengar atau tidak. Mantera tersebut seperti zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze, tetapi rupanya mantera-mantera magis itu tak sanggup juga menghilangkan keraguan penulis pada Tuhan, yang akhirnya berkata dengan pasrah, dan mungkin dengan putus harapan pada baris terakhir “nama nama kalian bebas" dan "carilah tuhan semaumu”.
Muhammad Azka Asykarullah
BalasHapusXII IPA 3/24
Parafrase Puisi I
Pada puisi karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul “Sepisaupi” memiliki makna yang berasal dari kata “sepi” dan “pisau”, yang berarti kesepian yang begitu menyakitkan, bagaikan sesayat pisau. Di dalam puisi tersebut, penulis menggambarkan sebuah penyesalan dari dosa yang telah dilakukan. Hal itu bisa dilihat dari baris pertama, “sepisau luka sepisau duri” yang menggambarkan luka yang sangat menyakitkan dan menancap sangat dalam bagaikan duri. Dalam perasaan yang penuh duka itu, penulis merenung. Tetapi tetap saja menyakitkan, seperti yang diungkapkan dalam baris kelima, “sepisaupa sepisaupi” dan terus berulang. “Sepikul diri keranjang diri” merupakan gambaran dari sering berjanji tetapi sering mengingkari. Dan dalam baris terakhir, “sampai pisauNya ke dalam nyanyi” penulis ingin mengadu segala kerisauannya kepada Tuhannya dan memohon ampunan yang diwujudkan dalam doa.
Parafrase Puisi II
Puisi kedua berada di halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara terbitan Bumi Aksara. Puisi ini menceritakan tentang usaha penulis dalam memanjatkan doa kepada Tuhannya agar doanya dapat didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. “hai Kau dengar manteraku” kalimat pertama itu maksudnya penulis menyeru pada Tuhannya, bahwa ia sedang memanjatkan doa kepadaNya. Pada baris kedua, “kau dengar kucing memanggilMu” yang memiliki arti bahwa pada saat berdoa, penulis sangat merendah sekali seperti orang-orang kecil yg ia ibaratkan sebagai seekor kucing. “mapakazaba itazatali”, yang berarti penulis telah menyapaMu berkali-kali. “Tutulita”, yang berarti apakah engkau tuli?. Tujuh kali memanggil, tujuh kali meminta dengan memejamkan matanya,. Doa-doa yang ia panjatkan masih penuh dengan keraguan, apakah benar Tuhan akan menjawab?. Hingga pada baris ke-14 dan 15 akhirnya penulis berputus asa karena doa yang selama ini dipanjatkan kepada Tuhannya tidak terkabul. Yang kemudian sang penulis mencari tuhan dengan sesuka hatinya.
Anisah Izzati Syarifatul
BalasHapusXII IPA 3-7
Parafrase I
Pada puisi sutardji yang berjudul sepisaupi ini seperti se(satu) pisau dan upi(sedikit), maksudnya seperti pada baris pertama sepisau luka sepisau duri, maksudnya luka yang yang tajam seperti duri. Lalu pada baris kedua sepikul dosa sepukau sepi, maksudnya sepikul dosa terasa banyak dan orang yang memiliki banyak dosa akan mendapatkan kesepian dalam hidupnya. Sepikau duka serisau diri, maksudnya ketika diri sudah kesepian, maka yang ada dalam hidup hanya duka dan risau yang menyelimuti. Lalu pada akhir baris, sampai pisauNya ke dalam nyanyi, disini maksud dari Nya adalah tuhan, dan nyanyi seperti doa.
Parafrase II
Puisi pada halaman 173, pada baris kedua kau dengar kucing memanggilMu, kucing disini dimaksudkan sebagai manusia yang tidak bisa berbuat apa-apa, bagaikan kucing. Lalu, pada baris selanjutnya, mapakazaba itazatali dimaksudkan aku menyapa berkali-kali, dan pada baris selanjutnya tutulita dimaksudkan seperti tulikah. Pada baris ke tujuh, zuzukalibu maksudnya tujuh kali memanggil. Dan baris selanjutnya tutukaliba dekodega zamzam, maksudnya tujuh kali meminta dengan cara mata memejam. Makna yang bisa diambil dari puisi ini seperti manusia yang tidak ada apa-apanya sedang memohon pada Tuhan, manusia ini selalu berharap dan sampai seperti putus asa.
Imaning Maulani
BalasHapusXII IPA 3/18
Parafrase I
Puisi “Sepisaupi” menggabungkan kata sepi, pisau dan sapa menjadi sepisau, sepisaupi, sepisaupan dan sepisapanya. Sapanya dalam sepi itu menusuk seperti pisau. Arti sepi dan pisau digabungkan hingga terjadi makna sepi seperti pisau yang menusuk. Sepi digabungkan dengan pikul menjadi sepikul dosa. Rasa dosa itu betapa berat tusukan duri dan pisau yang membuat sepi terasing. Karena dosa yang telah dilakukan itu penulis membuat perenungan dalam kesendirian. Tetapi dalam perenungan ini penulis merasakan kegelisahan dan penyesalan akan dosa yang telah ia perbuat.
Hingga akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Tuhan. Hal ini bisa dilhat pada baris terakhir. Penulis menggunakan kata ganti untuk menyebutkan Tuhan dengan kata Nya yang ditulis tanpa spasi dengan kata pisau di baris terakhir. Kata ganti ini juga menggunakan huruf kapital pada awal huruf kata ganti tersebut. Penggunaan ini dimanfaatkan oleh penulis untuk penanda bahwa Nya yang dimaksud adalah Tuhan. Dan yang dimaksud kata nyanyi disini adalah doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.
Parafrase II
Dalam penggalan puisi halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara. Dalam sajak pertama yang berbunyi “Kau dengar manteraku”. Mantera yang dimaksud disini adalah sebuah doa kepada Tuhan Hal ini terlihat juga pada sambungan baris kedua yang berbunyi “Kau dengar kucing memanggilMu”. Mu yang dimaksud disini adalah Tuhan. Nama dan kode-kode yang digunakan penulis adalah bunyi-bunyi seperti mapakazaba, itazatali, tutulita, dan seterusnya.
Betapa pun gelapnya kode tersebut. Dalam berbagai pengulangan dapat kita rasakan suatu hasrat yang tak terucapkan. Dengan bahasa, yaitu bunyi-bunyi seperti zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze, tetapi rupanya seruan-seruan magis itu tak sanggup juga membuat doa nya terkabulkan. Melainkan yang terlihat hanyalah gambaran yang meragukan. Sehingga akhirnya berkata dengan pasrah, dan putus harapan hal ini terlihat pada baris terakhir yang berbunyi “nama nama kalian bebas/carilah tuhan semaumu”.
Pandu Patra W
BalasHapusXII IPA 3 / 29
Parafrase 1
Pada puisi pertama yang berjudul "Sepisaupi" ciptaan Sutardji Calzoum Bachri ini mempunyai arti dari kata “sepi” yaitu kesepian yang melanda dan “pisau” yaitu ketajaman suatu kesepian. Sepisau luka sepisau duri merupakan bentuk luka yang yang teramat sangat yang pernah dialami, penggambaran dari penyesalan yang mendalam,kerena penyesalan yang telah dilakukan membuat perenungan dalam kesendirian, ketika kesendirian itu yang dirasakan hanyalah penyesalan sepisaupa sepisaupi pelukisan akan pisau dan sepi seolah-olah kesendirian yang menyakitkan, sepisapanya sepikau sepi disini takadalagi sapaan kerena kesepian yang telah dialami, sepisaupa sepisaupi pengulangan kata ini adalah penguatan tentang kesepian, sepikul diri keranjang duri adalah siksaan kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung olehnya tanpa seorangpun yang membantu, sepisaupa sepisaupi penguatan kesepian yang dialami terulang-ulang sampai akhir yang selalu mendramatisir kisah kesendirian ini, sampai pisauNya ke dalam nyanyi kesedihan akan kesepian selalu menghantui diri selamanya seakan-akan irama kesepian bagai lagu dalam hati.
Parafrase 2
Pada puisi kontemporer kedua yang terdapat pada hal 173 buku Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Bumi Aksara ini menceritakan tentang seseorang yang memanjatkan doa kepada Tuhannya, tetapi ia tidak yakin apakah Tuhan mendengarkan doanya.Izukalizu berarti bahwa itulah kehidupanku. Mapakazaba itazatali memiliki makna bahwa ia menyapa dan berdoa kepada Tuhan berulang kali. Sedangkan tutulita, merupakan sebuah pertanyaan, yaitu apakah Tuhan tidak mendengarkan doanya. Zuzukalibu, tutukaliba dekodega zamzam, artinya sudah seringkali ia berdoa dengan khusyuknya sambil memejamkan mata. Logotokoco merupakan gambaran kekacauan, hal-hal tidak menyenangkan yang dialami dan membuatnya berdoa kepada Tuhan. Dan zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege berarti aku terjaga penuh keraguan, sebuah kebimbangan yang dialami dalam menghadapi permasalahan dan membuatnya terus terjaga untuk berdoa agar menemukan jalan keluar. Dalam baris terakhir, nama-nama kalian bebas, carilah Tuhan semaumu, menjelaskan bahwa setiap orang harus selalu ingat kepada Tuhannya, tidak perduli dalam keadaan apapun, susah ataupun senang, ingatlah untuk terus berdoa kepada Tuhan. Karena Tuhan akan selalu mendengarkan permohonan kita asalkan kita tidak berhenti untuk meminta.
Miftah Alif Azmi
BalasHapusXII IPA 3/23
Parafrase Puisi 1
Pada puisi kontemporer “Sepisaupi” karya dari Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul , Sutardji memakai beberapa kata yang memiliki makna yang kurang jelas bahkan sulit di mengerti bagi orang yang awam akan pemaknaan puisi kotemporer. Judul tersebut diambil dari kata sepi, pisau, dan sapa. Arti sepi dan pisau digabungkan hingga membentuk makna kesepian yang dirasakan karna luka atau duka yang dialami. Terlihat pada baris pertama, sepisau luka sepisau duri yang bermakna luka yang sekecil duri tetapi terasa menyakitkan. Dalam baris lainnya seperti sepikul dosa sepukau sepi, sepisau duka serisau diri, sepikul diri keranjang duri, dan sepisau sepi sepisau nyanyi yang menegaskan tentang kesepian yang dialami oleh seseorang karna kesalahan yang telah di lakukan atau karna rasa duka dan sakit hati yang di rasakannya. Dan pada akhirnya, seseorang itu berdoa kepada Tuhan dalam doa yang muncul dalam baris terakhir yaitu “sampai pisauNya ke dalam nyanyi.”
Parafrase Puisi 2
Puisi kontemporer kedua berada di halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara. Menceritakan tentang seseorang yang berdoa kepada Tuhannya, tetapi dia ragu apakah Tuhan mau mendengarkan doanya. Dalam baris pertama dan kedua, “hai kau dengar mantraku” dan “kau dengar kucing memanggilMu”, Kau dengar kucing memanggilMu diartikan sebagai manusia yang tidak ada apa-apa nya di bandingkan dengan tuhan yang maha esa dan meminta dan memohon kepada Tuhannya agar mau mendengarkan doa-doanya. Mantera bermakna doa-doa yang diungkapkan kepada tuhan yang maha esa. Mantera tersebut seperti zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze, tetapi rupanya mantera-mantera itu tak sanggup juga menghilangkan keraguan penulis pada Tuhan, yang akhirnya pasrah dan penuh harapan mengatakan pada baris terakhir “nama nama kalian bebas,carilah tuhan semaumu”.
Abyan Dary Avicenna
BalasHapus12 IPA 3/1
Parafrase Puisi 1
Pada puisi kontemporer “sepisaupi” karya dari Sutardji Calzoum Bachri , Sutardji memakai beberapa kata yang memiliki makna sulit dipahami bagi orang orang awam yang membaca puisi ini. Judul puisi tersebut diambil dari kaya sepi,pisau,dan sapa. Arti dari sepi dan pisau digabungkan hingga membentuk makna kesepian yang dirasakan karna luka yang sekecil duri tetapi rasanya sakit. Dalam baris lainnya seperti sepikul dosa sepukau sepi,sepisau duka serisau diri, sepikul diri keranjang duri,dan sepisau sepi sepisau nyanyi yang menceritakan tentang kesepian yang dialami oleh seseorang karena kesalahan masalalu yang dilakukannya. Dan akhirnya, seseorang itu berdoa kepada tuhan dalam doa yang muncul dalam baris terakhir yaitu “sampai pisauNya ke dalam nyanyi.”
Parafrase Puisi 2
Puisi kontemporer yang kedua ini yang berada di halaman 173, buku bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara menceritakan tentang seseorang yang ragu tentang doanya kepada Tuhan. Dalam baris pertama dan kedua diartikan sebagai manusia yang tidak ada apa apanya dibandingkan Tuhan yang maha esa dan meminta dan memohon kepada Tuhannya agar mau mendengarkan doa-doanya. Pada baris selanjutnya dituliskan mantera seperti zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zekezekeze, yang pada akhirnya penulis pasrah dan menuliskan “nama nama kalian bebas,carilah tuhan semamu.”
Farah Khoirunnisa
BalasHapusXII IPA3/ 14
Parafrase Puisi 1 :
Puisi pertama yang berjudul “Sepisaupi” ini merupakan salah satu puisi kontemporer karangan Sutardji Calzoum. Yang mana judul dari puisi ini berasal dari kata sepi dan pisau. Kedua kata ini bermaksud untuk menggambarkan sebuah kesepian yang dapat menorehkan luka seperti hasil goresan sebuah pisau. Seperti yang tersirat dalam deretan baris puisi tersebut yang berisi, “sepisau luka sepisau duri”, “sepisau duka serisau diri”. Kesepian yang tergambar dari puisi ini juga memiliki maksud yaitu sebagai pengingat akan hubungan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa kesepian dapat melanda kita apabila kita terlalu jauh dari Nya. Hal ini dapat terasa pada deretan baris puisi lainnya seperti “sepisapanya sepikau sepi”, “sepikul diri keranjang duri”, “sepisaupa sepisaupi”, dan “sampai pisauNya ke dalam nyanyi”. Penyampaian yang ingin diutarakan Sutardji adalah kegelisahan diri dan luka hati sebenarnya adalah buah dari perilaku manusia itu sendiri yang sering menebar janji tetapi lupa untuk menepati. Dan pada akhirnya, satu-satunya penolong dan penyembuh luka tersebut adalah sebuah nyanyian yang dimaknai sebagai komunikasi manusia terhadap Tuhan, dalam bentuk sebuah doa.
Parafrase Puisi 2 :
Puisi kontemporer kedua yang juga bersifat inkonvensional pada buku Bahasa dan Sastra Kelas 12 halaman 173 yang diterbitkan oleh Bumi Aksara, merupakan sebuah puisi yang menggambarkan hubungan vertikal yang terjadi antara manusia dengan Tuhannya. Dimana puisi tersebut berisikan panjatan doa dari seseorang yang sedang sangat kacau dan merasa jauh dari Tuhan. Dapat dilihat dari baris pertama dan keduanya yang berisi, “hai Kau dengar manteraku” “kau dengar kucing memanggilmu,” kata kucing pada baris kedua ini menggambarkan sosok seorang manusia yang dianggap kecil dan tidak berarti apa-apa, karena kurangnya kedekatan diri pada Tuhan.Sedangkan deretan kalimat seperti, “izukalizu,” “mapakaba itazatali,” dan “tutulita,” di sini menyiratkan arti sebagai doa yang diumpamakan seperti mantera dalam dunia imanjinasi. Dan deretan baris selanjutnya dalam puisi kontemporer ini dapat disimpulkan sebagai bentuk kerisauan hati serta permohonan manusia agar Tuhan dapat mengabulkan cita – cita atau harapannya.
Fitria Oktafiani
BalasHapusXII IPA 3/15
Parafrase puisi I :
“Sepisaupi”. Jika kita membaca judul dan sekilas melihat isi dari puisi karya Sutardji Calzoum Bachri ini awalnya akan menimbulkan kesan unik, dimana si pengarang lihai dalam memainkan dan menggabungkan kata. Puisi ini adalah satu dari sekian banyaknya karya puisi kontemporer yang didalamnya sudah tidak terikat lagi oleh sajak. “Sepi”, “pisau” dan “sapa” adalah kata yang pilih untuk mewakili penggambaran perasaan yang ingin diutarakan. Bila dimaknai secara menyeluruh, puisi ini bercerita tentang seseorang yang merasakan penderitaan/luka yang dibuat oleh ulahnya sendiri dan mengakibatkan perasaan sesal yang membuat ia sepi terasingkan. Hanya ia sendiri yang mempertanggung jawabkan perbuatannya, tanpa ada campur tangan dari orang lain. Ketika ia menyesali perbuatannya itu, pada akhirnya membuat ia mendekatkan diri kepada Tuhan dengan memanjatkan do’a.
Parafrase puisi II :
Puisi karya Sutardji Calzoum Bachri lainnya, yang terdapat pada halaman 173 buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara juga merupakan karya puisi kontemporer. Di dalam puisi ini, yang paling menonjol adalah terdapat kata-kata yang tak biasa kita dengar. Puisi ini menceritakan tentang berbagai usaha manusia dalam berdo’a, agar ia dapat mendekatkan diri dengan Tuhannya yang diekspresikan lewat kata-kata mantera seperti “zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze”, “izukalizu,” “mapakaba itazatali,” dan “tutulita. Namun, pada akhirnya ia tak mampu mendekatkan diri pada Tuhannya dan berujung pada kepasrahan dan rasa putus asa seperti pada baris akhir “Nama nama kalian bebas” dan “Carilah Tuhan semaumu”.
Fajar Pratama
BalasHapusXII IPA 3/13
Parafrase puisi 1
Puisi pertama dengan judul "SEPISAUPI". Dari judul puisi ini jelas menerangkan tentang kesepian yang berasalk dari kata "SEPI" dan "PISAU" yang artinya tajam dan menyakitkan. Sepisau luka sepisau duri bahwa kesepian adalah hal yang menyakitkan seperti duri yang tajam. Sepikul dosa sepukau sepi yang menjelaskan tentang pendustaan, dan perasaan menjadi tidak tenang karena terbunuh sepi. Manusia harus bisa mengatasi kesepian dalam keadaan apapun, dan manusia juga terlalu banyak mengingkari dan berakhir sebuah pendustaan dan penyesalan. Sampai sampai manusia hanya bisa mencurahkan kesepiannya lewat doa kepada TuhanNya. Maksud keseluruhan isi puisi ini adalah seorang manusia yang terbunuh sepi dan menyesal atas pendustaannya sendiri hingga selalu berdoa atas kesepian dan dustanya kepada TuhanNya.
Parafrase puisi 2
Pada puisi kedua di bait pertama telah menjelaskan tentang seseorang yang sedang berdoa. Doa disini diperjelas dari kata "mantera". Manusia sangatlah dianggap kecil dan sepele dibanding kuasa TuhanNya. Itulah kehidupan, manusia hanya bisa menyapa Tuhan berkali kali lewat doa. Namun ada kalanya kita beranggapan bahwa Tuhan Yang Maha Mendengar itu tuli, hanya karena tidak mengabulkan doa manusia itu sendiri. Manusia sering menyapa dan memohon kepada Tuhan dengan berbagai kode dan dengan mata memejam. Di puisi ini adalah gambaran manusia yg sedang kacau karena doanya tidak dikabulkan oleh Tuhannya. Sehingga manusia terlihat kecil dan tidak berdaya atas semua kuasa Tuhan. Lalu mereka meracau atas hal ini.
Nusa Prakasa
BalasHapusXII IPA 3 / 28
Parafrase Puisi 1
Pada puisi kontemporer “sepisaupi” karya dari Sutardji Calzoum Bachri, Sutardji banyak menggunakan kata yang menggunakan penggabungan kata dan perumpamaan sehingga sulit dipahami oleh orang awam. Seperti kalimat sepisau luka sepisau duri yang mempunyai makna pisau yang menyayat luka dengan tajam seperti duri. Sepikul dosa sepukau sepi yang mempunyai makna dosa yang dipikul sendiri dikarenakan kesepian yang melanda. Kita juga bisa melihat pada baris kedelapan yaitu sepikul diri keranjang duri, disini penulis mengibaratkan bahwa keranjang yang penuh duri hanya dipikul sendirian yang berarti penderitaan yang teramat sangat dan hanya dipikul sendiri tanpa ada yang membantu. Hingga akhirnya penulis hanya bisa mengungkapkan melalui baris terakhir yaitu sampai pisauNya ke dalam nyanyi yang diumpamakan sebagai luka yang tidak bisa diungkapkan lagi dan hanya bisa diungkapan melalui doa yang dipanjatkan kepada Tuhan. Jadi kesimpulan dari puisi tersebut adalah penulis ingin mengungkapkan kesepiannya dikarenakan kesalahan yang telah ia lakukan sehingga ia harus memikul permasalahan itu sendirian. Hingga tiba saatnya penulis hanya bisa menceritakan semua permasalahannya melalui berdoa kepada Tuhan.
Parafrase Puisi 2
Pada puisi kontemporer kedua yang terdapat pada hal 173 buku Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Bumi Aksara ini menceritakan tentang seseorang yang memanjatkan doa kepada Tuhan. Pada puisi ini penulis ingin menggambarkan bahwa manusia tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan Tuhannya, seperti pada baris kedua yaitu kau dengar kucing memanggilMu yang bisa diartikan sebagai manusia yang mencoba berkomunikasi dengan Tuhannya melalui doa. Dan juga pada baris keempat dan kelima yaitu mapakazaba itazatali dan tutulita yang berarti sudah berdoa berkali-kali dan tidak ada jawaban sehingga menimbulkan keraguan jika tuhan itu tidak mendengar semua doanya. Kita juga bisa melihat pada baris ketujuh dan kedelapan yaitu zuzukalibu dan tutukaliba dekodega zamzam yang berarti sudah sering berdoa dan meminta kepada Tuhan dengan khusyuk. Akan tetapi penulis mulai ragu, itu semua ditunjukan pada baris ketigabelas yaitu ku zangga zegezegeze aahh .... ! Dalam baris terakhir, nama-nama kalian bebas carilah Tuhan semaumu, bisa diartikan bahwa setiap orang harus selalu ingat kepada Tuhannya, tidak perduli dalam keadaan apapun, susah ataupun senang, ingatlah untuk terus berdoa kepada Tuhan. Walaupun kita sudah berdoa cukup lama dan Tuhan belum juga mengabulkan doa kita, kita harus tetap bersabar dan terus bersabar. Karena Tuhan akan selalu mendengarkan permohonan kita asalkan kita tidak berhenti untuk meminta.
Meitri Indah Indriani
BalasHapusXII IPA 3/22
Parafrase puisi 1 :
Pada puisi pertama karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul “Sepisaupi” terdapat pengulangan kata atau perkataan yang sama dalam baris-baris di dalamnya. Kata “Sepisaupi” itu sendiri menggambarkan akan kesepian yang dialami seolah-olah kesepiannya menyakitkan seperti sayatan pisau. Dalam puisi tersebut berisi penggambaran dosa yang telah di lakukan membuat perenungan dalam kesendirian sehingga mengakibatkan penyesalan yang mendalam.
Seperti pada baris pertama kata sepisau luka sepisau duri menggambarkan bentuk luka yang di alami terasa menyakitkan walaupun sekecil duri. Pada kata sepisaupa sepisaupi dan pengulangan kata tersebut menggambarkan kesepian yang telah di alami berulang kali. Pada baris delapan kata sepikul diri keranjang duri gambaran kesepian yang di alami hanya di alami seorang diri dan hanya di tanggung sendiri. Adapun pada baris terakhir kata sampai pisauNya ke dalam nyanyi menggambarkan kesedihan akan kesendirian di sampaikan melalui doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.
Parafrase puisi 2 :
Puisi kedua berada di halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara SMA/MA kelas XII terbitan Bumi Aksara. Pada puisi ini yaitu baris pertama hai kau dengar manteraku menggambarkan doa yang di panjatkan seseorang dan baris kedua kau dengar kucing memanggilMu dimana ia hanya dipandang sebagai orang kecil ibarat kucing yang tak berdaya di hadapan Tuhan. Kata Mu tersebut yang mana kata ganti penghormatan, yang di tujukan untuk Tuhan. Izzukalizu berupa pengaduan bahwa itulah kehidupanku, mapakazaba itazatali menyapaMu berkali-kali , tutulita apakah Tuhan tidak dengar?
Tujuh kali memanggil, tujuh kali meminta dengan khusyuk sambil memejamkan mata tentang gambaran kekacauan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Aku terjaga penuh keraguan terhadap pemasalahan dan kebimbangan yang dialami untuk menemukan jalan keluar. Dan pada baris terakhir nama-nama kalian bebas, carilah Tuhan semaumu menjelaskan permohonan seseorang yang berujung pasrah dan putus asa.
Ditto Satria Pambudi
BalasHapusXII IPA 3/ 10
Parafrase Puisi 1
Pada puisi kontemporer pertama ini yaitu “Sepisaupi” karya dari Sutardji Calzoum Bachri, Sutardji memakai beberapa kata yang memiliki makna yang kurang jelas bahkan sulit di mengerti bagi orang yang awam akan pemaknaan puisi kotemporer. Judul tersebut diambil dari kata sepi, pisau, dan sapa. Arti sepi dan pisau digabungkan hingga membentuk makna kesepian yang dirasakan karna luka atau duka yang dialami. Terlihat pada baris pertama, sepisau luka sepisau duri yang bermakna luka yang sekecil duri tetapi terasa menyakitkan. Dalam baris lainnya seperti sepikul dosa sepukau sepi, sepisau duka serisau diri, sepikul diri keranjang duri, dan sepisau sepi sepisau nyanyi yang menegaskan tentang kesepian yang dialami oleh seseorang karna kesalahan yang telah di lakukan atau karna rasa duka dan sakit hati yang di rasakannya. Dan pada akhirnya, seseorang itu berdoa kepada Tuhan dalam doa yang muncul dalam baris terakhir yaitu “sampai pisauNya ke dalam nyanyi.”
Parafrase Puisi 2
Pada puisi kontemporer kedua yang terdapat pada hal 173 buku Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Bumi Aksara ini menceritakan tentang seseorang yang memanjatkan doa kepada Tuhannya, tetapi ia tidak yakin apakah Tuhan mendengarkan doanya.Izukalizu berarti bahwa itulah kehidupanku. Mapakazaba itazatali memiliki makna bahwa ia menyapa dan berdoa kepada Tuhan berulang kali. Sedangkan tutulita, merupakan sebuah pertanyaan, yaitu apakah Tuhan tidak mendengarkan doanya. Zuzukalibu, tutukaliba dekodega zamzam, artinya sudah seringkali ia berdoa dengan khusyuknya sambil memejamkan mata. Logotokoco merupakan gambaran kekacauan, hal-hal tidak menyenangkan yang dialami dan membuatnya berdoa kepada Tuhan. Dan zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege berarti aku terjaga penuh keraguan, sebuah kebimbangan yang dialami dalam menghadapi permasalahan dan membuatnya terus terjaga untuk berdoa agar menemukan jalan keluar. Dalam baris terakhir, nama-nama kalian bebas, carilah Tuhan semaumu, menjelaskan bahwa setiap orang harus selalu ingat kepada Tuhannya, tidak perduli dalam keadaan apapun, susah ataupun senang, ingatlah untuk terus berdoa kepada Tuhan.
Nadia Khansa’
BalasHapusXII IPA 3/26
Parafrase Puisi 1 :
Pada puisi pertama berjudul “Sepisaupi” karya Sutardji Calzoum Bachri ini memiliki sebuah makna, yaitu dari kata ‘sepi’ dan ‘pisau’, yang berarti kesepian yang menyakitkan. Seperti yang tersirat dalam deretan baris puisi tersebut yang berisi, sepisau luka sepisau duri, sepikul dosa sepukau sepi, dan sepisau duka serisau diri, penulis berusaha mengungkapkan perasaan sedih yang mendalam karena dosa-dosa yang telah dilakukannya di masa lalu.
Pengulangan baris sepisaupa sepisaupi merupakan penguatan untuk menceritakan tentang kesepian dari kesendiriannya. Sepikul diri keranjang duri, menceritakan betapa menderitanya kesepian yang dialami sendiri tanpa seorangpun perduli. Hingga pada baris terakhir, sampai pisauNya ke dalam nyanyi, penulis ingin mengadukan segala risaunya kepada Tuhannya dalam bentuk sebuah doa.
Parafrase Puisi 2 :
Puisi kedua ada pada halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara. Puisi ini bercerita tentang seorang manusia yang meminta dengan memanjatkan doa kepada Tuhannya. Pada baris kedua, kau dengar kucing memanggilMu. Sosok manusia disini digambarkan “kucing” yang berarti manusia itu tampak kecil dan penuh dengan kesalahan.
Dalam puisi ini terdapat kata-kata tidak lazim didengar tapi memiliki maksud, pada baris pertama disebut mantera. Seperti izukalizu artinya itulah kehidupanku, mapakazaba itazatali artinya aku menyapa berkali-kali, tutulita artinya apakah tidak mendengar, zuzukalibu artinya tujuh kali mendengar, tutukaliba dekodega zamzam artinya tujuh kali meminta dengan cara memejam, dan logotokoco artinya gambaran yang kacau. Kesimpulan dari puisi kontemporer ini adalah bentuk kekesalan seorang manusia kepada Tuhannya, karena menurutnya dia sudah berdoa berkali-kali. Namun Tuhannya seperti tidak mendengar. Dan itu membuatnya ragu karena doanya tidak kunjung dikabulkan oleh Tuhannya.
Eksayoga Amirul
BalasHapusXII P3 /11
Parafrase Puisi I
Pada puisi yang berjudul “Sepisaupi” karya Sutardji Calzoum Bachri memiliki sebuah makna, yaitu dari kata “sepi” dan “pisau”, yang berarti kesepian yang menyakitkan, bagaikan pisau. Akhiran –pi hanyalah memberikan penegasan akan perasaan yang dialami oleh seorang penulis tersebut. Di dalam puisi tersebut, penulis mengungkapkan perasaan sedih yang dalam dikarenakan dosa-dosanya yang lalu. Hal itu bisa dilihat dari baris pertama, “sepisau luka sepisau duri” yang menggambarkan luka yang sangat menyakitkan dan menancap sangat dalam bagaikan duri. Baris kedua, “sepikul dosa sepukau sepi” yang menggambarkan dosa-dosanya yang membuat penulis merenungi dalam kesepian.
Dalam perasaan yang penuh duka itu, penulis merenung. Namun dalam renungan itu, tetap saja menyakitkan, seperti yang diungkapkan dalam baris kelima, “sepisaupa sepisaupi” dan kalimat itu terus diulang hingga lima kali. Di baris kedelapan, “sepikul diri keranjang duri” yang menggambarkan bahwa dosa-dosanya itu hanyalah dia sendiri yang menanggungnya, bukan orang lain. Dalam baris terakhir, “sampai pisauNya ke dalam nyanyi” penulis ingin mengadu segala kerisauannya kepada Tuhannya dan memohon ampunan yang diwujudkan dalam doa.
Parafrase Puisi II
Dalam penggalan puisi halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara menceritakan sebuah usaha penulis dalam memanjatkan doa kepada Tuhannya agar doanya dapat didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Seperti pada baris pertama, “hai Kau dengar manteraku” maksudnya penulis menyeru pada Tuhannya, bahwa ia sedang memanjatkan doa. Baris kedua, “kau dengar kucing memanggilMu” yang berarti bahwa posisi penulis saat berdoa sangat merendah sekali, seperti orang-orang kecil yg diibaratkan kucing. “izukalizu” yang berarti pengaduan bahwa itulah kehidupanku. “mapakazaba itazatali”, yang berarti aku telah menyapamu berkali-kali.
Tujuh kali memanggil, tujuh kali meminta dengan memejamkan matanya, namun hanya ada gambaran meragukan. Doa-doa yang ia panjatkan masih penuh dengan keraguan, apakah benar akan dijawab oleh Tuhan? Penulis masih terjaga penuh keraguan. Hingga pada baris ke-14 dan 15 akhirnya penulis berputus asa akan doa yang dipanjatkan kepada Tuhannya yang kemudian dia mencari tuhan sendiri sesuka hati dan juga menamainya dengan sesuka hati.
Nisriina Hamdoen
BalasHapusXII IPA 3/27
Parafrase 1
Puisi kontemporer yang pertama berjudul “Sepisausepi” judul ini diambil dari kata “sepi” dan “pisau” yang menggambarkan bahwa kesepian itu sangat menyedihkan dan menyakitkan seperti pisau yang menusuk atau menggores yang dapat menghasilkan sebuh luka . Seperti baris yang pertama “ sepisau luka sepisau duri” di sini penulis menyatakan sepi itu menyakitkan, seprti luka yang teramat dalam . “Sepikul dosa sepukau sepi” penggambaran dosa yang pernah dikerjakan dan membuat penyesalan yang terdalam, membuat hidupnya dipenuhi dengan kesendirian. “sepisaupa
sepisaupi” di sini penulis memberikan kejelasan tentang kesepiannya, “sepikul diri keranjang diri” melakukan segala sesuatunya serba sendiri, beban yang ditanggung lebih menyakitkan karena kesendiriannya. “sampai pisauNya ke dalam nyanyi” jalan satu satunya adalah menyampaikan segala yang dia ingin katakan kepada Tuhan dan hanya Tuhan yang bisa membantunya dalam kesendirian.
Parafrase 2 :
Puisi kontemporer yang kedua ini menceritakan tentang seseorang yang memohon kepada tuhannya, tetapi malah meragukan doanya itu sendiri. Bisa dilihat pada baris pertama dan kedua “hai Kau dengar manteraku”, “kau dengar kucin memanggilmu” , kucing di sini diibaratkan seseorang yang dianggap kecil seperti seekor kucing. “izukaliku”, “mapakazaba
itazatali” di baris ini dikatakan bahwa seseorang ini telah melanturkan doanya berkali kali tiada henti, “izukaliku” tetapi pertanyaan yang terus muncul adalah, apakah tuhan mendengarkan doa doanya atau tidak. “zuzukalibu” tujuh kali memanggil, “ tutukaliba dekodega zamzam” 7 kali meminta dengan segala cara, “ logotokoco” gambaran yang meragukan atau kacau. Keraguan terus dirasakannya tiada henti, karena jawaban yang belum dia dapatkan dari doa doanya. Kesimpulan dari puisi ini adalah rasa kecewa atau marah karena doanya yang sia sia.
Erik Kurniawan
BalasHapusXII P3 /12
Parafrase 1
Pada puisi pertama yang berjudul "Sepisaupi" ciptaan Sutardji Calzoum Bachri ini mempunyai arti dari kata “sepi” yaitu kesepian yang melanda dan “pisau” yaitu ketajaman suatu kesepian. Sepisau luka sepisau duri merupakan bentuk luka yang yang teramat sangat yang pernah dialami, penggambaran dari penyesalan yang mendalam,kerena penyesalan yang telah dilakukan membuat perenungan dalam kesendirian, ketika kesendirian itu yang dirasakan hanyalah penyesalan sepisaupa sepisaupi pelukisan akan pisau dan sepi seolah-olah kesendirian yang menyakitkan, sepisapanya sepikau sepi disini takadalagi sapaan kerena kesepian yang telah dialami, sepisaupa sepisaupi pengulangan kata ini adalah penguatan tentang kesepian, sepikul diri keranjang duri adalah siksaan kesepian yang dialami sendiri dan harus ditanggung olehnya tanpa seorangpun yang membantu, sepisaupa sepisaupi penguatan kesepian yang dialami terulang-ulang sampai akhir yang selalu mendramatisir kisah kesendirian ini, sampai pisauNya ke dalam nyanyi kesedihan akan kesepian selalu menghantui diri selamanya seakan-akan irama kesepian bagai lagu dalam hati.
Parafrase 2
Pada puisi kontemporer kedua yang terdapat pada hal 173 buku Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Bumi Aksara ini menceritakan tentang seseorang yang memanjatkan doa kepada Tuhannya, tetapi ia tidak yakin apakah Tuhan mendengarkan doanya.Izukalizu berarti bahwa itulah kehidupanku. Mapakazaba itazatali memiliki makna bahwa ia menyapa dan berdoa kepada Tuhan berulang kali. Sedangkan tutulita, merupakan sebuah pertanyaan, yaitu apakah Tuhan tidak mendengarkan doanya. Zuzukalibu, tutukaliba dekodega zamzam, artinya sudah seringkali ia berdoa dengan khusyuknya sambil memejamkan mata. Logotokoco merupakan gambaran kekacauan, hal-hal tidak menyenangkan yang dialami dan membuatnya berdoa kepada Tuhan. Dan zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege berarti aku terjaga penuh keraguan, sebuah kebimbangan yang dialami dalam menghadapi permasalahan dan membuatnya terus terjaga untuk berdoa agar menemukan jalan keluar. Dalam baris terakhir, nama-nama kalian bebas, carilah Tuhan semaumu, menjelaskan bahwa setiap orang harus selalu ingat kepada Tuhannya, tidak perduli dalam keadaan apapun, susah ataupun senang, ingatlah untuk terus berdoa kepada Tuhan. Karena Tuhan akan selalu mendengarkan permohonan kita asalkan kita tidak berhenti untuk meminta.
Muhammad Naufal Ismail
BalasHapusXII IPA 3-25
Parafrase I
Pada puisi pertama karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul “Sepisaupi” terdapat pengulangan kata atau perkataan yang sama dalam baris-baris di dalamnya dan memiliki makna yang kurang jelas bahkan sulit di mengerti bagi orang yang awam akan pemaknaan puisi kotemporer. Seperti kalimat sepisau luka sepisau duri yang mempunyai makna pisau yang menyayat luka dengan tajam seperti duri. Kata “Sepisaupi” itu sendiri menggambarkan akan kesepian yang dialami seolah-olah kesepiannya menyakitkan seperti sayatan pisau. Terlihat pada baris pertama, sepisau luka sepisau duri yang bermakna luka yang sekecil duri tetapi terasa menyakitkan. Dalam puisi tersebut berisi penggambaran dosa yang telah di lakukan membuat perenungan dalam kesendirian sehingga mengakibatkan penyesalan yang mendalam. Kita juga bisa melihat pada baris kedelapan yaitu sepikul diri keranjang duri, disini penulis mengibaratkan bahwa keranjang yang penuh duri hanya dipikul sendirian yang berarti penderitaan yang teramat sangat dan hanya dipikul sendiri tanpa ada yang membantu. Adapun pada baris terakhir kata sampai pisauNya ke dalam nyanyi menggambarkan kesedihan akan kesendirian di sampaikan melalui doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.
Parafrase II
Puisi kontemporer kedua berada di halaman 173, buku Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Bumi Aksara merupakan sebuah puisi yang menggambarkan hubungan vertikal yang terjadi antara manusia dengan Tuhannya. Tetapi dia ragu apakah Tuhan mau mendengarkan doanya. Dalam baris pertama dan kedua diartikan sebagai manusia yang tidak ada apa apanya dibandingkan Tuhan. “hai Kau dengar manteraku” “kau dengar kucing memanggilmu,” kata kucing pada baris kedua ini menggambarkan sosok seorang manusia yang dianggap kecil dan tidak berarti apa-apa, karena kurangnya kedekatan diri pada Tuhan. Dan meminta dan memohon kepada Tuhannya agar mau mendengarkan doa-doanya. Pada baris selanjutnya dituliskan mantera seperti zukuzangga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzangga zekezekeze. Doa itulah yang selalu dipanjatkannya hingaa ia bebas mencari Tuhannya.
Inas Baktir
BalasHapusXII IPA 3 / 19
Parafrase Puisi I :
Puisi kontemporer yang pertama yaitu karya Sutardji Calzoum Bachri dengan judul “Sepisaupi” yang terdiri dari rangkaian suku kata sepi-sa-upi, dimana sepi berarti sunyi, sa yaitu se atau satu, juga upi. “Sepisau luka sepisau duri” merupakan gambaran segores luka kecil namun perih dan menyakitkan yang pernah dialami penulis. Kemudian “sepikul dosa sepukau sepi” bermakna tumpukan kesalahan dan sebuah pendustaan yang dalam baris berikutnya digambarkan telah membawa duka, keresahan, dan kesepian hingga menjelma menjadi penyesalan, yang walau “sepisaupa sepisaupi” setajam apapun, manusia harus menyikapi. Ketika dosa merayap menjadi kesepian dan kesendirian, yang dirasakan hanyalah penyesalan setelah terlalu banyak janji yang tidak ditepati membuatnya tak dipercaya. Berikutnya pengulangan “sepisaupa sepisaupi” berupa penguatan/ penegasan akan penyesalan dan harap pelaku, sampai “pisauNya ke dalam nyanyi” hingga tempatnya bersimpuh hanyalah Tuhan dalam doa mengadu dan memohon ampun atas dosa – dosanya.
Parafrase Puisi II :
Puisi kedua masih karya Sutardji Calzoum Bachri di buku paket halaman 173, yang secara keseluruhan mengandung arti akan keputusasaan dan ketidaksabaran seorang hamba dalam meminta pada Tuhannya. Pada baris pertama “hai Kau dengar manteraku” menunjukan panjatan doa si penulis kepada Tuhan. Lalu bait kedua, “kau dengar kucing memanggilMu”, kucing ibarat orang kecil yg dilukiskan sedang memanggil dan berseru pada Tuhannya. Dalam baris - baris berikutnya tampak bahwa Sutardji menyelipkan mantra dengan pengarahan pada kesetaraan bunyi terhadap arti, tidak langsung menyimpulkan dengan kata yang bermakna. Dalam rangkaian mantera tersebut seperti pada baris ketiga “izukalizu” dapat dimaknai itulah kehidupan, berikut deretan kata setelahnya mengandung kesesuaian bunyi yang maknanya saling berhubungan. Yang dapat disimpulkan bahwa penulis telah berdoa berkali – kali akan kekacuan dan harapnya, tapi tak kunjung terjawab dan dikabulkan oleh Tuhan, sehingga ia mengutarakan keraguannya, lalu kemarahannya hingga menyatakan dalam baris terakhir “carilah Tuhan semaumu” sebagai ungkapan kekesalan dan keputusasaannya terhadap Tuhan.
Imelda Audelia XII IPS-11
BalasHapusParafrase puisi 1 :
Secara linguistik sajak tersebut tidak ada artinya, kecuali kata kawin dan sihka. Kata kawin dan sihka mengandung konotasi dari perkawinan, menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, terlebih bila dengan kasih sayang. Dalam deret tersebut kawin yang pada mulanya dideretkan secara utuh lalu diputus-putus menandakan adanya kesengsaraan. Tipogras zig-zig juga memiliki arti mendalam, perkawinan yang semula mengartikan kebahagiaan tetapi dapat menimbulkan bencana ketika mulai melewati bahaya yang berliku.
Parafrase puisi 2 :
Dari pembuka puisi ini menginterpretasikan bahwa penyair mendapat duka. "kaki" pada puisi ini diibaratkan
sebagai hati. Di kalimat ketiga dan keempat beruppa pertanyaan yang artinya "dapatkah kau merasakan sakitku ?" menjelaskan arti dari judul puisi tersebut, yang dimaksud dengan "Belajar Membaca" adalah membaca perasaan. Dari puisi tersebut dirupakan symbol renggangnya komunikasi antar manusia, dimana orang sudah saling cuek karena kesibukannya masing-masing.